Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehatnya Masakan Korea

Kompas.com - 16/08/2010, 08:15 WIB

Situs www.koreanrestaurantguide.com menyebutkan, bumbu yang dipakai juga sangat berguna untuk kesehatan. Gochujang yang dibuat dengan cara difermentasi, misalnya, mengandung protein, vitamin B2, vitamin C, dan karotin. Di Jepang, pasta cabai bahkan dipakai sebagai menu diet.

Bumbu lainnya, deonjang yang difermentasi dari kedelai, juga termasuk ke dalam menu diet. Negara-negara Barat bahkan telah mengarahkan perhatian pada manfaat untuk mencegah kanker dan menurunkan tekanan darah tinggi yang dimiliki deonjang.

Zaman dulu, deonjang, gochujang, dan ganjang (kecap) dibuat sendiri di setiap rumah. Di setiap rumah terdapat gentong dari tanah liat tempat memfermentasi bumbu-bumbu tersebut.

Elemen alam
Awalnya, orang Korea adalah penyuka daging. Namun, sejak ajaran Buddha masuk ke wilayah ini pada abad keempat, orang Korea mulai menyukai sayuran. Ini karena ajaran Buddha melarang mereka memakan daging. Pada pertengahan abad ke-13, budaya vegetarian pun menyebar di Korea.

Namun, budaya ini berubah ketika terjadi invasi bangsa Mongol dan menguasai Korea selama 130 tahun. Budaya makan daging kembali tumbuh. Kondisi ini diperkuat oleh menyebarnya ajaran Kong Hu Cu. Namun, daging pada saat ini dinilai sebagai makanan masyarakat kelas sosial tinggi sehingga hanya kalangan tertentu yang bisa menikmatinya.

Selain menyehatkan, masakan Korea juga mengandung filosofi. Masakan yang terdiri atas aneka warna menandakan 5 elemen alam, yaitu pepohonan yang diwakili warna hijau, api (merah), bumi (kuning), air (putih), dan metal (hitam). Aplikasi elemen (warna) ini bisa dilihat, salah satunya dalam menu bibimbap.

Cara menyajikan juga memiliki cerita tersendiri. Artikel Deson Chon menyebutkan, presentasi makanan berakar dari perbedaan kelas sosial saat Dinasti Choson. Format presentasi pada saat itu, yang disebut sancharimu, adalah berdasarkan jumlah makanan yang tersaji di atas meja, biasanya terdiri dari 3, 5, 7, 9, 12 jenis.

Tiga makanan terpisah adalah jumlah yang biasanya disajikan di sebuah keluarga. Rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi akan menyajikan jumlah makanan yang lebih banyak, biasanya berjumlah 9 jenis. Jumlah 10 jenis atau lebih disajikan untuk nobles, sementara untuk keluarga kerajaan penyajiannya terdiri atas 11 makanan terpisah, yang disebut surasan.

(Yulia Sapthiani/Lusiana Indriasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com