Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Meurujak Uroe Raya" Tradisi Gampong

Kompas.com - 13/09/2010, 05:41 WIB

Buah-buahan yang telah dipotong-potong kecil itu kemudian dimasukkan dalam kuali atau tungku berukuran besar, dan diaduk dengan bumbu yang telah disiapkan dan kacang tanah yang telah ditumbuk halus.

Abdullah, warga lainnya menyebutkan suasana sebelum tsunami cukup semarak karena ratusan pemuda, remaja, orang tua dan anak-anak berkumpul di meunasah pada setiap hari kedua lebaran.

Suasana lebaran saat ini tentunya berbeda dengan lima tahun silam, namun katanya tidak mengurangi semangat masyarakat untuk mempertahankan tradisi "meurajak uroe raya" pada Idul Fitri 1431 Hijriyah.

"Orang tua dan saudara-saudara kami boleh tidak ada (meninggal) namun tradisi harus tetap dipertahankan. Kami memiliki semangat untuk terus mempertahankan apa yang telah menjadi warisan, karena ini juga positif untuk kehidupan," katanya menambahkan.

Setelah rujak diracik, warga termasuk perempuan datang dan berkumpul di meunasah. Mereka ada yang membawa rantang, kantong plastik untuk mengambil rujak, kemudian dibawa pulang.

Pascatsunami, Abdullah menceritakan suasana lebaran saat ini berbeda karena jumlah penduduk yang telah berkurang. Selain itu, sebagian besar laki-laki dewasa kampung telah mudik ke kabupaten lain di Aceh.

"Artinya, mereka yang beristeri luar Kota Banda Aceh berhari raya di luar dan akan kembali ke kampung lima hari setelah lebaran. Karenanya, suasana lebaran tetap sepi di kampung kami setelah tsunami," kata Thaibathun Islamiyah, warga Gampong Lampoh Daya.

Selain itu, pascatsunami rumah-rumah banyak ditempati para penyewa dan umumnya mereka berhari raya di kampung mereka masing-masing, karenanya lebaran menjadi sepi disini, kata dia.

Pada hari kedua Idul Fitri, meunasah menjadi "bursa" tempat bersilaturahmi sesama warga meski diantara mereka telah saling mengunjungi sebelumnya. "Meurujak uroe raya" membuat orang bersilaturrahmi pada hari kedua Lebaran Idul Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com