Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Dendeng Jantung Pisang

Kompas.com - 20/09/2010, 12:33 WIB

KOMPAS.com — Dendeng dan abon umumnya terbuat dari daging. Namun, di Cimahi, jantung pisang pun bisa disulap menjadi dendeng dan abon yang lezat serta menggiurkan.

Adalah Bambang Eko Putro yang kali pertama memperkenalkan makanan itu. Di Cimahi, dendeng dan abon jantung pisangnya sudah sangat terkenal. Warga menyebutnya sebagai denjapi alias dendeng jantung pisang dan bonjapi atau abon jantung pisang.

Dari sisi bentuk, nyaris tak ada beda antara denjapi dan bonjapi serta dendeng dan abon biasa yang terbuat dari daging. Dari sisi rasa, makanan-makanan ini juga tak jauh beda, terlebih untuk bonjapi yang di Cimahi sudah dipasarkan sejak sekitar lima tahun lalu.

Bambang mengaku, ketertarikannya mengolah jantung pisang berawal ketika dia melihat jantung pisang tercecer tanpa manfaat di sisi jalan yang dilewati. Bambang langsung ingat kepada sang nenek di Kediri yang sering menyajikan sayur jantung pisang sebagai menu makanan.

"Saya mulai coba-coba buat menu makanan dari jantung pisang tahun 2003. Kalau diamati, tekstur serat jantung pisang mirip serat daging. Lalu, saya coba membuat bumbu dendeng sehingga jadi menu denjapi," papar sarjana ekonomi yang pernah bekerja di perusahaan perangkat pemanas air ini ketika ditemui di rumahnya di Perumahan Puri Cipageran Indah, Cimahi, beberapa waktu lalu.

Melalui industri skala rumah tangga inilah Bambang dalam sehari rata-rata mampu memproduksi 400 kemasan denjapi dan 100 kemasan bonjapi. Produk tersebut dipasarkan melalui penjual dan 30-an penyalur di wilayah Jawa Barat. Adapun pengiriman produk ini ke Malaysia dan Singapura dilakukan hanya bila ada permintaan.

"Saya belum bisa melayani jumlah pemesanan banyak, satu kontainer misalnya. Ketersediaan bahan baku masih jadi kendala. Agak sulit mendatangkan jantung pisang dari luar Jawa Barat karena daya tahannya cuma dua hari," ungkap Bambang.

Sebagian bahan baku jantung pisang atau juga pisang diperoleh dari kebun pisang milik Bambang di wilayah Cipageran, Cimahi, seluas tiga hektar dan kebun pisang seluas 10 hektar di Darangdan, Purwakarta.

"Saya masih terus mengumpulkan berbagai jenis pisang dari seluruh Indonesia untuk ditanam di kebun. Makanya kalau dari daerah, saya selalu bawa bonggol pisang sebagai oleh-oleh. Ada yang dari Aceh, Kalimantan, dan daerah lain."

"Ke depan, saya ingin membuat kebun saya menjadi area wisata kebun. Di tempat ini masyarakat bisa mendapat wawasan tentang aneka jenis pisang sekaligus melakukan penelitian," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com