Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desain Pelabuhan Lampulo Direvisi

Kompas.com - 18/10/2010, 05:00 WIB

Banda Aceh, Kompas - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merevisi desain Pelabuhan Perikanan Nusantara di kawasan Lampulo, Banda Aceh. Revisi ini mengikuti permintaan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menilai desain pelabuhan terlalu besar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Razali, ditemui di Banda Aceh akhir pekan lalu, mengatakan, untuk sementara ini, desain yang dibuat oleh konsultan tidak akan digunakan.

Bulan September lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad meminta DKP NAD merevisi desain pelabuhan ini karena dianggap terlalu besar. Tidak sebanding dengan kemampuan yang dimilik nelayan lokal.

Dua bagian yang paling penting yang akan direvisi, menurut Razali, adalah bagian pemecah ombak atau breakwater dan dermaga. Dua bagian ini merupakan bagian terpenting yang harus direvisi agar pelabuhan bisa segera beroperasi.

Menurut Razali, mulut pemecah ombak yang semula agak terbuka dan berbentuk huruf U akan diubah lebih tertutup. Desain baru ini akan membuat kondisi perairan di sekitar dermaga menjadi lebih tenang dibandingkan dengan sebelumnya.

Desain awal pemecah ombak dengan posisi terbuka ke lautan bebas membuat ombak di sekitar dermaga menjadi lebih tinggi di atas 50-60 sentimeter. Menurut Razali, hal itu membahayakan kondisi kapal yang sedang merapat di dermaga dan konstruksi dermaga itu sendiri.

”Kalau terlalu tinggi dan terlalu keras, terjadi gesekan antara badan kapal dan dermaga, keduanya bisa rusak,” terangnya. Dengan revisi bentuk pintu masuk pemecah ombak, ketinggian ombak di sekitar dermaga menjadi kurang dari 30 sentimeter.

Sementara untuk dermaga, pihak dinas hanya melakukan revisi panjang. Berdasarkan desain awal, panjang dermaga hingga 200 meter. Namun, sampai tahun 2011, dinas hanya akan membangun dermaga sepanjang 100 meter.

Menurut Razali, dermaga sepanjang 100 meter dirasa sudah cukup dengan kondisi kapal-kapal serta perahu milik para nelayan tradisional. Bahkan, katanya, kapal dengan bobot 100 gross ton bisa merapat.

Untuk beroperasi pada awal 2012, Razali menyatakan, pihaknya masih membutuhkan dana tambahan Rp 80 miliar lagi. Dana tersebut terutama untuk membangun sarana perlengkapan pelabuhan, seperti gudang pendingin dan alat navigasi. (MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com