Nur Aini, warga Jakarta yang sedang berlibur di Parapat, mengatakan, dia berada di Medan sejak 16 Oktober dan sehari berada di Parapat. ”Kalau saya tahu ada Pesta Danau Toba, pasti saya tinggal di Parapat lebih lama. Besok saya harus sudah kembali ke Jakarta, padahal besok baru pembukaan Pesta Danau Toba,” ujarnya saat ditemui Kompas di sebuah hotel di Parapat, Selasa (19/10). Dia ke Parapat bersama empat anggota keluarganya
Aini tidak bisa memperpanjang masa tinggalnya karena sudah telanjur membeli tiket pesawat dari Medan ke Jakarta. Jadwal penerbangannya tidak bisa dia tunda.
Pemilik warung di Parapat, Tri Sihombing, mengatakan hal serupa. Dia mengaku mendengar rencana Pesta Danau Toba ke-15 ini, tetapi tidak tahu persis detail acaranya.
Marketing Manager Hotel Inna Parapat L Siahaan menilai, Pesta Danau Toba tahun ini tidak begitu gebyar. Umbul-umbul ataupun spanduk sosialisasi baru dipasang sehari menjelang pembukaan. ”Tahun lalu, dua minggu sebelum acra mulai, sudah banyak spanduk dan umbul-umbul,” ujarnya.
Dia juga menyayangkan minimnya keterlibatan warga dan para pengusaha perhotelan dalam acara itu. Semestinya ada perwakilan hotel yang terlibat dalam kepanitiaan sehingga bisa saling menguntungkan. Pihak hotel tahu apa yang harus dilakukan untuk menyambut para tamu, sementara panitia untung karena sosialisasi kepada para tamu lebih lancar karena pengelola hotel sudah tahu lebih banyak tentang acara tersebut.
Warga sekitar danau juga pesimistis terhadap penyelenggaraan Pesta Danau Toba kali ini. Salah satu alasannya adalah waktu penyelenggaraan yang kurang tepat. Biasanya pesta digelar pada bulan Juni-Juli saat masa liburan, sedangkan kali ini digelar pada masa di luar liburan.
”Mana banyak wisatawan yang bisa hadir kalau pestanya saat tak libur seperti ini. Saya heran dengan panitia mengapa menyelenggarakannya sekarang,” ujar Balito Samosir, warga Kecamatan Ajibata, yang tinggal di dekat Danau Toba.
Ketua Panitia Lokal Pesta Danau Toba Imman Nainggolan menjelaskan, pihaknya sudah berupaya menyosialisasikan acara Pesta Danau Toba semaksimal mungkin. Setidaknya lima baliho ukuran jumbo telah panitia pasang di Parapat dan sekitarnya. Itu ditambah dengan ratusan spanduk serta kerja sama dengan lima stasiun radio.
Namun, sepanjang Parapat hingga Balige, Kompas hanya menemukan satu baliho dan beberapa spanduk. Sementara di sepanjang jalan Medan menuju Parapat, jarang kami temukan spanduk maupun baliho sosialisasi Pesta Danau Toba.
”Dua pekan lalu, kami juga bertemu dengan 20 manajer hotel di Parapat untuk menyosialisasikan Pesta Danau Toba. Harapan kami, mereka bersedia menyebarkan informasi kepada para tamu maupun koleganya,” kata Imman.
Meskipun sosialisasi tampak minim, Imman tetap yakin Pesta Danau Toba tahun ini bakal menarik kunjungan wisata lebih besar dibandingkan dengan tahun 2009. Dia menargetkan jumlah kunjungan wisatawan pada acara ini mencapai 100.000 orang atau naik 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sejauh ini, lanjutnya, persiapan fisik Pesta Danau Toba suda mencapai 90 persen.
Ketua Panitia Besar Pesta Danau Toba Parlindungan Purba mengaku kecewa dengan batalnya kedatangan Menteri Budaya dan Pariwisata dalam pembukaan Pesta Danau Toba.
”Tetapi the show must go on, acara ini harus jalan terus meskipun tanpa kehadiran menteri karena ini pesta rakyat, bukan pejabat,” ujarnya.