Li sengaja memilih hotel yang berhadapan langsung dengan Gunung Bromo. Tak puas mengamati dari tempat ia singgah, Li bersama rekannya naik ke bukit Penanjakan II di Dusun Seruni, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.
Penanjakan II merupakan bukit di sisi timur laut kawah Bromo. Dari bukit ini, keenam wisatawan Malaysia itu dapat menyaksikan pemandangan indah Bromo pada detik-detik terbitnya matahari.
”Di Malaysia tak ada gunung seindah ini. Kami tahu informasi tentang Bromo dari koran dan televisi. Kami pun langsung menuju ke sini,” kata Li.
Meski Bromo saat ini berstatus Awas, Li dan rekan-rekannya tak khawatir. Menurut dia, situasi ini justru membuat mereka semakin penasaran dan ingin menyaksikan langsung kondisi Bromo.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, antusiasme kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke Bromo sangat besar. Jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat pesat.
Tahun 2008 jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik mencapai 55.344 orang. Kemudian tahun 2009 meningkat menjadi 66.747 orang dan hingga bulan November 2010 melonjak sampai 99.434 orang.
”Bromo masih tetap cantik dan eksotis dalam keadaan apa pun. Ini terbukti dengan masih adanya kunjungan wisatawan di saat kondisi Bromo sedang berstatus Awas,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo, Selasa (30/11) di Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Probolinggo.
Besarnya minat wisatawan berwisata ke kawasan Bromo terlihat dari data kunjungan pascapenetapan status Awas sejak Selasa (23/11) hingga Senin (29/11). Selama masa status Awas, sebanyak 526 wisatawan mancanegara dan domestik berkunjung di 10 hotel di sekitar kaldera Bromo.
Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo tidak melarang wisatawan datang ke Bromo. Siapa pun yang datang akan dilayani.
”Siapapun masih bisa berkunjung, tentunya dengan segala macam prosedur yang harus ditaati. Ke depan, kami akan serius menggarap obyek wisata ini menjadi tujuan wisata yang benar-benar aman bagi para wisatawan,” ujarnya.
Tak dimungkiri penetapan status Awas Gunung Bromo sejak sepekan lalu berdampak pada lesunya bisnis pariwisata di tempat ini. Akan tetapi, roda wisata di sekitar masyarakat Tengger ini tetap saja berputar.
Melihat potensi wisata Gunung Bromo yang luar biasa, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama empat kabupaten akan membangun Taman Wisata Gunung Berapi Bromo Vulcania Park. Pembangunan taman wisata berkonsep rekreasi dan edukatif ini ditaksir membutuhkan dana hingga Rp 200 miliar.
Pembangunan Taman Wisata Gunung Berapi Bromo Vulcania Park merupakan implementasi penandatanganan letter of intent antara Kementerian Dalam Negeri, Gubernur Jatim, Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan Bupati Malang pada 6 Oktober 2009.
Selain dikembangkan sebagai tempat rekreasi yang edukatif, proyek ini bertujuan mengurangi tingginya angka pengangguran di Jatim, khususnya di empat kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.
Gunung Bromo yang berada di antara empat daerah selalu menawarkan potensi wisata yang tak pernah pudar. Bagaimanapun Bromo selalu menunjukkan eksotismenya. Bahkan