Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Si Cantik yang Merana

Kompas.com - 05/12/2010, 06:16 WIB

Oleh: Lusiana Indriasari

DANAU Toba dikenal memiliki pemandangan yang elok dan permai. Sayang, kecantikan alam danau vulkanik terbesar di dunia itu kini mulai ditinggalkan, bahkan oleh penghuninya sendiri.

Di depan panggung besar di pinggir Danau Toba, perempuan setengah baya, Marbun (50), duduk santai bersama teman perempuannya. Malam itu, ia siap berdendang semalam suntuk ditemani sebungkus rokok kretek, kacang rebus, dan kopi pahit.

Di antara kepulan asap rokoknya, Marbun berdendang sambil sesekali memejamkan mata. Ia tampak menghayati lirik lagu ”Lam Ganda Sitaonon” yang dinyanyikan grup Marsada Band di acara Festival Danau Toba 2010.

Lagu ini bercerita tentang perempuan yang merana karena ditinggal merantau kekasihnya. ”Kalau dengar lagu ini, teringatlah aku pada masa muda dulu,” kata Marbun.

Dulu, pada awal tahun 1980-an, lagu itu sangat populer di kalangan anak muda Parapat, Kabupaten Simalungun. Kota yang dibangun Belanda sebagai tempat peristirahatan di pinggir Danau Toba itu menjadi lokasi kegiatan Festival Danau Toba 2010 pada Oktober lalu.

Marbun masih ingat, dulu kota Parapat gelap gulita. ”Rumah kami belum ada listrik, cuma lampu yang bikin hidung hitam (jelaga),” kenangnya.

Saat purnama menghiasi langit, anak-anak muda kota Parapat dan desa lainnya di sekeliling Danau Toba beramai-ramai keluar rumah. Mereka berkenalan lalu bercengkerama di pinggir danau. Di bawah sinar bulan, lagu- lagu cinta semacam ”Lam Ganda Sitaonon” dan ”Bulani” pun mengumandang di mana-mana.

Pagi harinya, anak-anak muda kota Parapat dan desa lain di sekitar Danau Toba sibuk melayani turis dari mancanegara. Mereka menjual jasa menjadi penyanyi kafe atau hotel, menjual cendera mata, menjadi pemandu wisata, atau menjual aneka macam barang untuk turis.

”Ketika itu masyarakat sudah bisa hidup dari pariwisata,” tutur Mangiring (57), Kepala Adat Desa Tomok.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com