Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Pengidap HIV Justru Tak Selingkuh

Kompas.com - 18/01/2011, 14:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penelitian Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) terhadap 2.800 pasien HIV/AIDS perempuan selama 10 tahun terakhir di Indonesia mendapatkan hasil yang mengejutkan. Dari hasil penelitian tersebut, lebih dari 80 persen adalah ibu rumah tangga.

"Hasil penelitian yang dilakukan dari 1999-2009 ini menyatakan bahwa mayoritas ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS merupakan perempuan yang tidak pernah selingkuh," kata Sekretariat Jendral Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr Nafsiah Mboi MPH dalam Seminar Nasional Percepatan Pencapaian Tujuan 6 MDG's untuk mewujudkan Perempuan dan Anak Bebas HIV/AIDS di Jakarta, Selasa (18/01/2011).

Nafsiah menyebutkan, lebih dari 80 persen penderita HIV/AIDS adalah ibu rumah tangga. Penelitian yang dilakukan tahun 1999-2009 ini juga menyatakan, mayoritas ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS merupakan perempuan yang tidak pernah selingkuh.

Mereka justru terjangkit HIV/AIDS dari suami mereka yang kerap berganti pasangan dan berhubungan seks di luar rumah. Data 2010, kasus HIV/AIDS mencapai 22.726 kasus di 32 provinsi.

Perbandingannya, laki-laki 16.731 kasus, perempuan 5.911 kasus, dan tidak diketahui jenis kelaminnya sebanyak 84 kasus. Angka ini meningkat dari tahun 2009 sebanyak 19.973 kasus.

Nafsiah menjelaskan, penularan terbesar disumbang oleh laki-laki yang melakukan hubungan seks berisiko, selingkuh, dan membeli seks sebanyak 51,30 persen. Penularan terbesar kedua disumbang oleh pengguna narkoba suntik sekitar 39,60 persen. "Hal ini disebabkan para pasangan pengguna seks berisiko enggan menggunakan kondom," ujar Nafsiah.

"Selama masih ada narkoba dan hubungan seks berisiko (tidak menggunakan kondom), saya pastikan HIV tidak akan berkurang di Indonesia," kata Nafsiah. Sejak 2000, Indonesia memasuki tingkat epidemi terkonsentrasi yaitu keadaan yang mengindikasikan tingkat penularan HIV/AIDS sudah cukup tinggi pada subpopulasi berisiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com