Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia Tak Ada Ahli Komodo

Kompas.com - 02/02/2011, 16:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun tercatat sebagai satu-satunya negara yang memiliki habitat komodo, Indonesia tidak memiliki ahli khusus komodo. Penelitian komodo lebih banyak dilakukan ilmuwan asing, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti Indonesia hanya bersifat melengkapi.

Kondisi itu justru terjadi di tengah perjuangan Indonesia menjadikan komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban alam. Berdasarkan data www.new7wonders.com, Selasa (1/2), komodo menduduki peringkat ke-10 dari 28 finalis yang dipilih oleh pemilih perempuan dan peringkat kedua berdasarkan usia pemilih berusia kurang dari 18 tahun.

Ahli herpetologi atau kajian amfibi dan reptil di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mumpuni, menegaskan, ahli yang mengetahui segala-seluk beluk komodo memang belum ada di Indonesia. Penelitian biologi di Indonesia masih difokuskan pada pendataan potensi dan sebaran keanekaragaman hayati Indonesia yang belum terkumpul semua.

”Peneliti Indonesia belum menjadikan komodo sebagai kajian khusus karena masih banyak bidang lain yang juga penting dikaji,” katanya.

Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada 1994, Indonesia menempati posisi ke-2 dalam jumlah keanekaragaman hayati dunia setelah Brasil. Indonesia diperkirakan memiliki 90 tipe ekosistem mulai dari puncak salju di Pegunungan Jayawijaya hingga ekosistem dasar laut. Indonesia memiliki 12 persen spesies mamalia dunia (peringkat ke-2 dunia), 7,3 persen spesies reptil (peringkat ke-4), 17 persen spesies burung (peringkat ke-5), dan 270 spesies amfibi (peringkat ke-6).

Craig Jung dalam artikel The Biogeography of the Komodo Dragon menyebut komodo (Varanus komodoensis) sebagai reptil karnivora terbesar yang diperkirakan berasal dari era dinosaurus. Mereka tiba di Pulau Flores, Rinca, dan Gili Motang di Nusa Tenggara Timur sekitar 10.000 tahun lalu.

Mumpuni menambahkan, untuk menggali aspek ilmiah komodo, butuh dana besar di tengah terbatasnya dana penelitian Indonesia. Mereka harus berbagi dana penelitian dengan bidang lain yang juga mendesak dilakukan. Solusinya, penelitian komodo dilakukan melalui kerja sama dengan peneliti asing.

Banyak peneliti khusus komodo berasal dari Eropa, khususnya Jerman. Sementara peneliti Indonesia umumnya berlatar belakang ahli herpetologi.

Untuk ahli herpetologi saja, ujarnya, jumlah peneliti Indonesia hanya kurang dari 10 orang. ”Minat meneliti satwa liar kurang karena peneliti harus pergi ke pedalaman, berisiko tinggi, dan tanpa asuransi keselamatan. Padahal, gaji dan dana penelitiannya kecil,” katanya.

Tak dimanfaatkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com