Jakarta, Kompas
Bernard Webber, Presiden dan Penggagas New7Wonders Foundation, melalui informasi dalam situsnya yang dirilis Senin pukul 20.00 WIB, memutuskan, Taman Nasional (TN) Komodo tetap dalam daftar finalis atas masukan publik. Pemilih masih dapat menyalurkan suara untuk TN Komodo.
Mereka mencoret Kembudpar dari daftar pendukung. Kembudpar dinilai tidak serius mengikuti perhelatan itu.
Perselisihan New7Wonders Foundation dengan Kembudpar dipicu masalah tuan rumah untuk pengumuman pemenang pemilihan itu pada 11 November 2011. Menurut penyelenggara, Kembudpar telah bersedia dan menyanggupi sebagai tuan rumah. Namun, beberapa waktu kemudian, Kembudpar menyatakan tidak bersedia.
Kembudpar terkendala kebutuhan dana sebagai tuan rumah yang mencapai 45 juta dollar AS (sekitar Rp 400 miliar). Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik kepada wartawan, Senin, menyatakan, angka ini tidak realistis.
Rincian dana yang diminta adalah 10 juta dollar AS untuk uang tanda jadi sebagai tuan rumah. Sementara 35 juta dollar AS guna penyediaan tempat dan penyelenggaraan acara.
Perselisihan ini sempat mengancam TN Komodo tercoret dari pemilihan melalui
Para nominator dipilih dari 440 calon nominator di 220 negara. Pada babak pertama, Desember 2007 hingga 7 Juli 2009, terpilih 77 kandidat. Kemudian disaring menjadi 28 finalis
Saingan TN Komodo antara lain Kepulauan Galapagos, Sungai Amazon dengan volume air terbesar di dunia di Brasil, Angel Falls yang merupakan air terjun tertinggi di dunia di Venezuela, Pulau Maladewa, Pulau Jeju di Korea Selatan, sungai bawah tanah Puerto Princesa di Filipina, Laut Mati di Timur Tengah, ngarai dan tebing terjal Grand Canyon di Amerika Serikat, serta Gunung Kilimanjaro di Tanzania.
Jero Wacik menjelaskan, Kembudpar selama tiga tahun mengeluarkan dana Rp 10 miliar untuk membiayai promosi dan kampanye ”Vote Komodo”. Kampanye ini demi menyukseskan terpilihnya TN Komodo sebagai satu dari Tujuh Keajaiban Alam Baru.
Jero Wacik menyatakan, lewat promosi, Komodo kian terkenal. ”Kunjungan wisatawan ke Komodo dalam tiga tahun terakhir meningkat 300 persen, dari 16.000 orang menjadi 50.000 orang,” katanya.
Namun, jumlah wisatawan ke TN Komodo di Nusa Tenggara Timur harus dibatasi untuk menjaga ekosistem dan kondisi satwa komodo agar tidak stres.