Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Imajinasi di Nantes

Kompas.com - 11/02/2011, 09:03 WIB

Bagaimana menuju ke sana? Tujuan kota yang diambil sudah pasti Nantes. Bisa dengan kereta, paling mudah memang dari Paris, dengan pesawat karena memiliki airport, bus umum dan mobil tentunya. Saran saya setelah berada di sana, sewalah sepeda karena menikmati Kota Nantes dengan sepeda, memungkinkan kita untuk berpindah tempat secara cepat namun jangan lupa peta Kota Nantes selalu harus dibawa. Cara lain yaitu dengan tranportasi umum seperti tram, sangat praktis.  Apalagi ada tram yang langsung menuju l'ile de Nantes dengan pemberhentian tak jauh dari Les Machines (mesin). Karena kami datang dengan mobil, untuk cari parkir saja sulitnya bukan main.

Jadwal buka untuk 'les machines de l'ile'  yaitu bagi publik  dari selasa hingga sabtu dan mulai pukul 14.00 hingga 17.00. Kecuali selama musim panas (Juli-Agustus), Senin pun buka dan jamnya pun dimulai dari pukul 10.00-18.00. Harga tiket masuk dari mulai 5,50 euros hingga 7 euros.

Kami beruntung saat datang ke sana, salah satu seniman yang turut adil dalam perakitan mesin ini adalah kawan dari teman kami. Hingga saya bisa langsung berbicara banyak untuk mendapatkan info mengenai tempat ini.

Menurut mereka, apa yang sekarang dipertunjukan bagi umum, baru sebagian kecil dari proyek yang mereka realisasikan. Karena masih banyak lagi, mesin raksasa yang akan mereka wujudkan. Namun semua itu tergantung kepada kebijaksanaan kota Nantes dalam mengalirkan dana.

Menurutnya lagi, imajinasi manusia itu sifatnya tak berakhir, tak ada batasan. Para perancang mesin, membiarkan imajinasi mereka berkeliaran. Mesin pertama yang berhasil dirakit yaitu Gajah raksasa di tahun 2007. Dimana gajah berukuran lebar 8 meter dan ketinggian 12 meter serta berat 50 ton ini, bisa bergerak di jalanan kota, mengangkut sekitar 40 hingga 50 orang dengan kecepatan ¼ km per jam. Gajah yang terbuat dari kayu dan motor mesin penggerak, layaknya seekor gajah, belalainya bisa menyemprotkan air, dan saat si gajah mesin menyemburkan air... jangan ditanya orang yang terkena siramannya, dijamin basah total.

David alias Kang Dadang serta anak bungsu kami, terkena semprot si gajah, karena saya ngotot pengen foto mereka berdua depan gajah kayu raksasa yang sedang berjalan. Saya sampai cekikikan melihat rambut mereka basah, tapi tidak bagi mereka apalagi Bazile yang langsung ngambek, melihat ibunya menertawakannya.

Selain melihat gajah dan menaikinya, kita bisa melihat galerinya. Di dalam galeri, berbagai hasil rakitan mesin berupa binatang di pertunjukan bagi pengunjung. Yang asiknya yaitu, pengunjung bisa mencobanya, menaiki hingga menjalaninya! Tapi kita tak dibiarkan bebas begitu saja, selalu ada orang yang menjaga mesin tersebut untuk menenerangkan terlebih dahulu mengenai sejarah hingga proses pembuatan mesin itu baru kemudian menawarkan kepada pengunjung untuk mencobanya.

Adam si sulung, mencoba sebuah mesin ular laut, untuk menggerakan mesin ini dibutuhkan 6 orang, dan mereka mengaku terpesona dengan teknik moderen yang berhasil digarap oleh para perancang mesin.

Rupanya mesin-mesin seperti ini terkadang digunakan dalam teknik film petualangan. Waktu saya tanya untuk membangun sebuah mesin itu dibutuhkan berapa lama? "Satu mesin kecil, bisa dihitung sekitar 2 tahun," jawab salah satu pengurus. Dan mesin kecil itu berupa kura-kura sebesar manusia. Jadi bisa dibayangkan mesin raksasa lainnya membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Kita juga bisa melihat atelier pembuatan mesin. Hanya terkadang atelier atau bahasa indonesianya yaitu bengkel kerja,  sebagian ditutup bagi publik. Saya diperbolehkan masuk karena orang yang bekerja mengenal kami dan kedua saya katakan jika maksud saya adalah membuat berita soal tempat ini. Hanya sayang, saat itu hari libur hingga tak ada mesin yang sedang dikerjakan. Dan proyek yang sedang mereka garap saat itu adalah komedi putar raksasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com