Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barang Loak Banyak Digemari di Perancis

Kompas.com - 04/03/2011, 08:03 WIB

KOMPAS.com - Di Perancis, penggemar barang loak ternyata lumayan banyak. Bahkan boleh dibilang semakin meningkat setiap tahunnya. Bisa jadi karena faktor mode atau lebih ke arah kepuasaan pribadi. Yaitu bisa mendapatkan barang merk terkenal dengan harga murah tapi masih dalam kondisi baik.

Gelar barang loak ini bahkan menjadi sebuah tradisi bagi suatu kota. Seminggu sekali biasanya di setiap kota diadakan pasar loak. Misalnya di kota saya Montpellier, setiap hari minggu, digelar pasar loak besar sekali! Lapangan parkir stadiun bola sekelilingnya dipakai guna keperluan pasar barang bekas ini.

Penjualnya dari berbagai kalangan dari mulai penjual barang antik hingga pribadi. Pribadi dalam arti, kalangan umum yang hendak menjual beberapa barang milik mereka dengan alasan, tak ada lagi tempat di tempat tinggal mereka.

Saya sendiri pernah tiga kali ikutan gelar barang loak di pasar tersebut! Barang yang saya jual bersama suami macam-macam, pokoknya segala sesuatu yang sudah kami tak gunakan lagi dan bikin penuh isi rumah! Ehh lumayan hasilnya, padahal tujuannya bukan cari untung, asli ngosongin isi gudang. Biarpun kalau soal untung tak bisa ditakar apakah kami mendapatkan laba atau tidak, yang penting bagi kami saat itu adalah, menjual cepat dengan transaksi memuaskan kepada pembeli.

Gelar tikar yang dimulai dari pukul lima pagi, juga merupakan pengalaman yang unik, karena banyak para pengoleksi atau penjual barang antik, mereka datang dini hari untuk melihat-lihat siapa tahu ketemu barang bekas yang bernilai.

Sering kalangan umum tak engah, kalau barang bekas yang dijualnya berharga. Seperti kami ini, sebuah lukisan cetak milik dari nenek David alias kang Dadang, kami jual dengan harga lima euros, itupun karena ibu mertua yang memberi kepada kami untuk dibuang. Eh ternyata seminggu kemudian kami kembali ke pasar loak tersebut, untuk hunting barang bekas, kami dibuat kecut! Karena gambar lima euros yang kami jual menjadi lima puluh euros! Walahhh ternyata, gambar yang mau dibuang itu, bernilai toh, nasib!

Nah bicara soal barang bekas tapi bernilai ini, dekat dengan kota saya tinggal Montpellier ada sebuah kota yang terkenal sebagai tempatnya toko-toko barang antik. Nama kotanya yaitu Pezenas. Kota mungil namun ramai turis.

Begitu sampai di kota ini, sepanjang jalan kita disambut oleh toko-toko barang antik. Pemiliknya pun bukan hanya orang pribumi alias Prancis, tapi ada juga yang berasal dari Inggris, Belgia dan juga Asia. Barang yang di tawarkan kadang memang sering membuat orang geleng-geleng kepala, bagaimana tidak? Banyak barang yang sebenarnya milik nenek-kakek kita yang sudah kita buang karena dianggap sudah tua dan tak berfungsi, di sini malah ditawarkan dengan harga lumayan mahal.

Tapi yang menarik bukan karena banyaknya butik barang antik di kota ini, melainkan gelar pasar loak yang berlangsung satu hari penuh dan hanya dua kali dalam setahun. Minggu pertama di bulan Mei dan minggu kedua di bulan oktober. Pasar loak yang digelar sepanjang jalanan di kota ini, didatangi oleh pengunjung dari berbagai negara.

Begitu pula dengan penjualnya. Ramainya bukan main! Kebanyakan mereka menjual dengan cara gelar karpet di jalanan. Jadi bisa dibayangkan, sepanjang jalan kota isinya hanya para penjual dengan barang loak biasa hingga berharga! Dan kota pun tentunya tertutup bagi kendaraan. Sebisa mungkin, dua kali setahun itu kami datang mengunjunginya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com