Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Nyali di Jembatan Kanopi

Kompas.com - 18/03/2011, 09:03 WIB

Untuk naik ke jembatan kanopi, wisatawan lokal dikenai tarif Rp 15.000 per orang. Adapun wisatawan asing Rp 30.000. Pengunjung dilarang naik ke jembatan ini saat hujan turun atau ketika angin berembus kencang. ”Ini hanya antisipasi saja. Kalau hujan, kita bisa terpeleset. Sejauh ini sih belum pernah ada kejadian orang jatuh dari jembatan,” kata Suhartono.

Jembatan itu juga tidak boleh dilewati lebih dari 2 orang secara berbarengan, karena pertimbangan kekuatan konstruksi kayu dan keseimbangan. Saat melewatinya sendirian saja jembatan memang sudah berayun.

Total panjang jembatan ini mencapai 64 meter, terdiri atas 4 ruas jembatan terpisah yang bertumpu pada kekuatan batang pohon bangkirai. Sambil meniti jembatan, pengunjung bisa melempar pandang ke hamparan hutan nan hijau.

Jembatan kanopi Bukit Bangkirai dikerjakan 6 konstruktor dari Amerika Serikat yang tergabung dalam Canopy Construction Associated, dengan dibantu 3 tenaga lokal. Pengerjaan awal dilakukan Januari 1998. Konstruksi diperkirakan dapat bertahan 15-20 tahun, selaras usia pohon bangkirai yang menyangganya.

”Kayu bangkirai tak kalah dengan jati, dan malah lebih kuat. Papan kayu pijakan kaki jembatan, sampai sekarang belum diganti. Masih kokoh dan tak dimakan rayap,” ucap Suhartono.

Kawasan wisata Bukit Bangkirai berada di dalam wilayah Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Inhutani I Unit Batu Ampar, yang luas totalnya 16.521 hektar. Selain bangkirai, puluhan jenis pohon besar lain bisa ditemui, seperti karet, kempas merah, meribu, dan tentu saja pohon ulin, yang jadi kebanggaan Kalimantan. Kayu ulin dipakai sebagai tiang rumah panggung di Kalimantan dan pulau-pulau lain.

Tercatat 113 jenis burung yang berada di dalam kawasan wisata ini. Sebut misalnya burung madu belukar, julang jambul hitam, layang-layang api, takur warna warni, pelatuk merah, elang hitam, dan elang bondol.

Pengujung juga dapat bercanda dengan kera ekor panjang. Secara bergerombol, hewan primata itu terlihat bergelayutan dari satu pohon ke pohon lainnya. Kera betina kerap dijumpai menggendong bayinya sambil bergelantungan kegirangan.

Namun tidak setiap hari kera atau elang terlihat. Bisa jadi, karena hewan jenis wira-wiri ke hutan Lindung Sungai Wain, terletak 30 km dari sini.

Di kawasan ini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati panorama hutan dari atas jembatan kanopi, tetapi juga dapat menjelajahi hutan hujan tropis, menikmati kebun buah, berkemah, dan outbound. Pengelola telah menyediakan berbagai paket wisata.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com