Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Tunggu Kaya Keliling Dunia

Kompas.com - 31/03/2011, 09:15 WIB

Oleh: Elok Dyah Messwati

USIANYA baru 35 tahun, tetapi Anton Krotov sudah menjelajahi 50-an negara selama 20 tahun terakhir. Di tiap perjalanan, ia jarang keluar uang. Bekalnya adalah semangat, keyakinan, keramahan, dan kemauan untuk mempelajari kebudayaan lain, sejauh ini ia sintas melanglang buana. Prinsipnya, tak perlu menunggu kaya untuk keliling dunia. Pria asal Moskwa, Rusia, itu pertama kali mengunjungi Indonesia pada Februari-Mei 2008. Kala itu ia menjelajahi Sumatera, Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Serawak, Malaysia, untuk perpanjangan visa, masuk lagi ke Kalimantan Barat, Jakarta, menyusuri Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Sulawesi.

”Saya nyaris tidak pernah mengeluarkan uang untuk transportasi keliling Indonesia. Kita sebenarnya bisa pergi ke mana saja secara gratis karena akan ada banyak penolong di perjalanan. Saya selalu menghormati adat masyarakat lokal,” kata Anton Krotov. Kini ia ada di Papua Niugini dan akan kembali ke Indonesia Mei 2011.

Bagaimana caranya? Anton bertutur, ia keliling Indonesia dengan menumpang kereta api, bus. Untuk antarpulau, ia menumpang kapal kargo atau Pelni. Menumpang angkutan (hitchhike) adalah biasa bagi back packer untuk menghemat pengeluaran.

Anton Krotov tak mau merahasiakan kiat-kiat menyintasnya itu. Ia pun menuliskan pengalamannya ke dalam 36 buku yang berisi tentang perjalanan ke Malaysia-Indonesia, Sudan, Etiopia, Tanzania, Zambia, Angola, China, India, Mongolia, Iran, dan sejumlah negara lain. Ia juga berbagi lewat kelas terbuka di 22 negara yang ia namai sebagai Academy of Free Travels (http://www.avp.travel.ru) .

Berhemat

Transportasi dan akomodasi adalah dua elemen yang lumayan menguras anggaran back packer/traveler. Namun, kendala itu pun tak menyurutkan langkah traveler Nancy Margaretha (31). Dia juga punya cara berhemat. Pada 2009, Nancy pernah menjelajahi Eropa selama tiga bulan dengan biaya hanya Rp 9 juta. Bandingkan dengan biaya paket tur Eropa dua minggu sebesar 2.500 dollar AS -3.000 dollar AS atau setara Rp 22,5 juta hingga Rp 27 juta.

Sebagian besar uang digunakan Nancy untuk tiket pesawat Jakarta-Frankfurt, Jerman. ”Saya bisa bertahan di Eropa hanya dengan 40 euro atau sekitar Rp 500.000 per bulan. Itu hanya untuk membeli keperluan kecil,” kata Nancy. Untuk transportasi antarkota/antarnegara, Nancy memilih ber-hitchhike bersama travelmate asal Jerman, Bruno Mescheder. Cara yang dia tempuh adalah menumpang gratis mobil. ”Di negara Benelux (Belgia-Belanda-Luxemburg) bahkan ada halte khusus untuk hitchhike,” ucap Nancy.

Untuk akomodasi, Nancy mengandalkan komunitas nonprofit CouchSurfing/CS (http://www.couchsurfing.org) dan Hospitality Club/HC (http://www.hospitalityclub.org). CS dan HC adalah komunitas yang beranggotakan para backpacker/traveler yang membuka rumahnya untuk diinapi gratis oleh sesama anggota dari seluruh dunia. Kini, CS memiliki anggota 2,6 juta pejalan dari 246 negara dan tersebar di 79.765 kota. Dasar dari komunitas tersebut adalah rasa saling percaya yang terjalin antaranggota.

Banyak cara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com