Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Gurihnya Selat Solo

Kompas.com - 12/04/2011, 09:23 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pernah dengar Selat Solo? Ini bukan wilayah perairan yang diapit daratan, lho. Ini menu makanan khas Surakarta, Jawa Tengah.

Di Serpong, menu khas Surakarta atau Solo ini juga ada, tepatnya di Dapur Solo Ny. Swan. Rumah makan di Ruko Melati Mas Square, Jalan Raya Serpong, Serpong, Tangerang Selatan, ini merupakan cabang ketiga setelah Dapur Solo Sunter dan Dapur Solo Melawai di Jakarta.

Namanya juga dapurnya "wong Solo", menu makanan di sini hampir semuanya merupakan resep tradisionalitas Jawa Tengah. Ada nasi liwet solo, nasi langgi spesial, lontong solo, dan selat solo. Di sini Anda juga dapat menikmati beraneka kudapan penutup khas kota keraton tersebut. Ada serabi solo, combro, bubur jawa (gabungan bubur sumsum, bubur ketan item, dan biji salak), serta rujak.

Uniknya, di situ juga ada cemilan tahu gejrot yang khas Cirebon. "Kami juga sedia minuman bandrek, itu salah satu bentuk ekspansi menu kami di Dapur Solo, jadi mencakup seluruh Jawa, he-he-he," kata Karina Rosalin Kumarga, pemilik Dapur Solo Nyonya Swan, Senin (11/4/2011) sore.

Karena penasaran, kami pun mencicipi hidangan selat solo itu. Karina yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Amerika Serikat juga menyodorkan combro dan es teh manis di atas meja.

Selat Solo merupakan sajian khas Solo yang terdiri dari empal khas jawa dan telur rebus. "Bistik tersebut mirip daging empal dikelilingi sayuran, kentang, acar timun, kerupuk Solo, dan mustard homemade kami sendiri," kata Karina. Sayurannya yang dimaksud itu meliputi buncis, wortel, bawang merah yang dicincang, dan tomat.

Pelan-pelan kami mencicipi rasa Selat Solo ini. Kesan pertama, rasanya sangat mirip dengan semur, apalagi setelah menyeruput kuahnya. Irisan daging sapinya terasa lembut dan gurih.

Sasaran berikutnya adalah empat butir combro berbentuk bulat. Rasanya? "Ada pedas dan manisnya. Solo kan identik dengan makanan manis, nah ini tetap terasa spicy," kata Karina. Rasa pedas langsung hilang begitu lidah mengecap es teh manis. Segaarr...

Seporsi selat solo itu dibanderol Rp 20.000, combro seharga Rp 2.500 per butir, dan segelas es teh manis Rp 3.500 per gelas. Karina mengatakan, secara umum menu utama di restoran ini dibanderol dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 30.000. "Ada juga sop buntut yang dibanderol Rp 35.000," kata Karina, yang meneruskan bisnis kuliner sang ibunda, Swandani Kumarga.

Untuk menjaga kualitas dan rasa masakan, seluruh hidangan di tiga cabang Dapur Solo didatangkan dari satu dapur. "Central kitchen kami berada berdekatan dengan cabang Dapur Solo di Sunter, Jakarta Utara. Jadi kami bisa pastikan, taste dan kualitas rasa seluruh cabang itu sama," kata Karina.

Nah, kalau Anda penasaran dengan rasa selat solo ala Dapur Solo Nyonya Swan ini, datanglah ke restoran tersebut mulai pukul 10.00 hingga 22.00. Selain di Serpong, restoran yang sama juga dapat Anda temukan di Jalan Danau Sunter, Jakarta Utara, dan Jalan Sungai Sambas, Melawai, Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com