Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Papua Lewat Asmat

Kompas.com - 21/04/2011, 04:18 WIB

OLEH ST SULARTO

Rekam jejaknya menunjukkan lebih dari 40 tahun di Papua. ”Lebih dari separuh hidup saya di Papua dan lebih dari 8 tahun di antara suku Asmat, masyarakat yang sarat publikasi dunia karena keunikan, kehebatan, serta ketertinggalan mereka dibanding saudara-saudara di wilayah lain,” kata Mgr Aloysius Murwito OFM di rumahnya di Agats. 

Kedekatan dan ketulusan melayani masyarakat Papua, khususnya suku Asmat di Keuskupan Agats, membuat dia dekat dengan Asmat. Mgr Alo, panggilan dia, kerap dianggap ”lebih Papua” dari orang Papua sendiri.

”Orang-orang di sini menghormati dan segan dengan dirinya,” kata Pastor Umar Sunardi OSC, rekan kerjanya yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat, dan lebih dari 5 tahun menjadi pastor Paroki Atsj, salah satu paroki di Keuskupan Agats.

Hati Mgr Alo tertarik pada Papua sejak dia praktik lapangan, saat menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Pengembangan Sosial di Malang, Jawa Timur. ”Di sini, tampaknya saya diutus untuk berkarya bagi orang Papua yang dikenal masih terbelakang,” ucapnya.

Melayani umat di Asmat memang serba khas. Fasilitas seadanya, sarana komunikasi terbatas, dan informasi tentang dunia di luar Agats hanya diperoleh lewat radio dan televisi. Sebagian besar wilayah ini harus ditempuh lewat sungai dan laut.

Koran dari Jakarta diperoleh lima-enam hari setelah terbit. Itu pun jika dari Timika ada yang mengantarkannya bersamaan dengan logistik dan titipan paket dari Pulau Jawa. Telepon seluler atau saluran internet terkadang lancar, tetapi bisa mendadak putus begitu saja.

”Berkat telepon seluler, saya bisa cepat membaca koran yang terbit hari itu di Jakarta,” ujar Mgr Alo.

Menurut dia, keterbatasan yang dialami Papua, terutama Kabupaten Asmat, adalah sarana transportasi. Keterbatasan komunikasi juga menyebabkan mereka ketinggalan informasi.

Kuncinya pendidikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com