Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Udang Bakar di Tepi Sungai Kahayan

Kompas.com - 29/04/2011, 10:17 WIB

”Sementara, jumlah udang galah sebanyak 25 kilogram per hari. Itu untuk Senin hingga Minggu. Selalu habis karena memang sebesar itu jumlah yang bisa kami sediakan,” tutur Feri. Ikan dan udang bakar paling digemari konsumen. Selain bakar, terdapat pilihan lain seperti asam manis dan goreng.

Jika ingin mencoba menu yang tidak biasa, silakan memesan ikan khas sungai-sungai yang ada di Kalteng, seperti seluang, jelawat, baung, dan lais. Masakan Kalteng seperti sayur rotan dan kalakai menjadi pelengkap hidangan utama. Sambal serai, sayur asam, dan kangkung tentunya tersedia.

Renyah

Tibalah saat untuk mencicipi ikan patin asam manis dan udang galah bakar. Begitu patin dicecap di lidah, rasa saus asam manis dipadu potongan mentimun dan nanas berpadu amat pas dengan renyahnya daging ikan.

Udang bakar terasa kenyal dan segar. Kecap, margarin, dan sedikit madu menyatu dalam potongan udang. Bumbu-bumbu lain, seperti bawang merah, bawang putih, garam, dan saus tomat, menambah sedap hidangan. Jelas terasa aroma segar udang hidup yang langsung diolah, bukan disimpan di lemari pendingin dulu.

Di saung berukuran 16 meter persegi itu, mata terasa berat mengerjap-ngerjap dibuai angin sepoi-sepoi dari Sungai Kahayan. Apalagi, pondok-pondok diteduhi dengan naungan pepohonan. Keteduhan itu pula yang terasa saat pengunjung melintasi jalan setapak dari kayu menuju saung. Deru speedboat dan kelotok yang sesekali lewat menyelingi obrolan di sela-sela tamu menyantap hidangan.

Pemandangan lain adalah lanting atau rumah kecil dari kayu yang dihuni penjaga karamba menghiasi sisi-sisi Sungai Kahayan. Di seberang sungai terlihat hutan yang masih rimbun. Bila pengunjung datang pada malam hari, pemandangan itu beralih menjadi kelap-kelip lampu perahu nelayan yang mencari ikan.

”Apalagi, kalau langitnya sedang bersih dengan bintang-bintang terlihat jelas dan terang bulan. Cahayanya memantul di Sungai Kahayan,” tutur Feri.

Sambil berkendara menuju Kampung Lauk, sekitar 10 menit dari pusat kota Palangkaraya, jangan lupa menikmati pemandangan saat melintasi jembatan Sungai Kahayan yang menjadi salah satu ikon kota. Di pinggir jembatan, muda-mudi ramai bercengkerama di sore hari sambil menikmati panorama kota dari kejauhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com