Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Keindahan Karangasem

Kompas.com - 05/05/2011, 15:26 WIB

Sayangnya ketika saya datang, mereka sedang tidak memproses kain – kain tersebut, kami hanya melihat hasil dari tenunan dan pewarnaan tradisional. Namun kami masih banyak melihat keragaman budaya Bali yang masih asli di desa ini. Seperti seorang Bapak setengah baya yang terus menerus memainkan alat musik tradisional Bali, beliaupun memperihatkan hasil karya alat musiknya kepada kami, ternyata tidak hanya itu, di dalam rumahnya yang kami pikir kecil dan sempit, ternyata ketika kita masuk lebih dalam disana ada banyak hasil – hasil kain batik Bali yang jumlahnya puluhan.

Kami sekilas dijelaskan bagaimana mereka membatik dengan gaya tradisional Bali dan juga motif – motif yang beragam, seperti contohnya ada kain batik yang motifnya bercerita tentang cerita Ramayana. Tidak hanya itu, setelah saya keluar dari rumah Bapak pemain musik tadi (saya lupa menyanyakan siapa namanya) saya melihat remaja yang sedang melukis.

Uniknya mereka melukis diatas daun lontar dan tidak menggunakan pinsil, atau alat tulis pada lazimnya, melainkan menggunakan mata cutter, lalu goresan dari mata cutter tersebut yang sudah digoreskan diatas daun di oles kluwek, bahan untuk memasak rawon yang hitam dengan tangan dan hasil akhirnya timbulah goresan – goresan dari mata cutter tadi. Kerajinan yang sangat unik bagi saya. Saya beli lho salah satu karya dari mereka, walaupun bukan yang besar ukurannya, karena cukup mahal juga harga lukisan tersebut.

Arsitektur di lingkungan ini masih sangat asli, rumah – rumahnya hanya terlihat pintu untuk muat satu orang saja, tetapi jika kita sudah masuk kedalam, luasnya bisa tidak terkira. Tanah didesa ini juga berbentuk terasering, jadi perjalanan kami naik turun seperti mendaki bukit. Oya, ada satu keunikan lagi di desa ini. Umumnya jika kita memelihara hewan kerbau, mereka berada didalam kandang, namun tidak didesa ini. Kerbau-kerbau tersebut dibiarkan di halaman rumah mereka, dan saya lihat anak-anak yang tinggal di daerah tersebut kerap kali bermain-main dengan kerbau-kerbau ini. Mereka menungganginya tanpa rasa takut sedikit pun.

Untuk masuk ke desa ini akan ditarik biaya secara sukarela, seikhlasnya saja. Mungkin untuk kepentingan pembangunan desa.

Hari sudah beranjak sore, lalu kami pun kembali ke Denpasar. Sekali lagi menikmati udara yang sejuk yang jarang kami dapatkan di Jakarta, kami memutuskan tidak memakai AC selama perjalanan. Sebenarnya masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Karangasem, namun kami berpacu dengan waktu, tapi kami cukup puas dengan perjalan kali ini ke Karangasem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com