Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Malam di Raja Ampat

Kompas.com - 20/05/2011, 09:12 WIB

Selain penginapan itu, saya juga mendatangi penginapan yang tadinya dikelola sebagai pusat penelitian. Tetapi dialihkan menjadi penginapan komersial. Terletak bersebelahan dengan tempat saya menginap, penginapan ini memiliki konsep berbeda dengan resort di Pulau Kri, milik warga negara asing itu. Penginapan ini memiliki beberapa bangunan diatas tanah, ditutupi rimbunan pohon serta bangunan yang tampak solid. Berbeda jauh dengan konsep resort di Pulau Kri yang berada di atas air, menggunakan kayu-kayu layaknya rumah penduduk lokal.

Gerombolan Ikan di bawah dermaga

Apa yang bisa saya lakukan di Raja Ampat hanya dalam satu malam, cukup memberikan kesan bahwa saya harus kembali lagi ke tempat ini. Sore hari setelah membereskan barang, kami diajak untuk sedikit berkeliling di depan teluk kabui, melihat perkampungan serta dermaga yang biasa penduduk kampung sapokrem gunakan untuk memancing. Bukan dermaga biasa, penduduk disana bisa dikatakan “memelihara ikan” di sekitar dermaga. Sehingga ada banyak jumlah ikan yang berkeliaran di bawahnya.

Dilihat dari atas air, nampak warna kehitaman seperti lumut bergerombol di bawah dermaga. Ketika saya mencoba snorkeling (karena penasaran tentunya), ternyata benar gerombolan berwarna hitam itu adalah ikan-ikan berbagai ukuran, berenang dengan gerakan dan arah yang berirama, berjumlah sangat banyak.

Saya bayangkan, kalau saja penduduk ini menangkap mereka dengan jaring, pastinya bisa ratusan ikan yang langsung tertangkap. Akan tetapi mereka sepertinya memang lebih memilih menangkap ikan dengan cara ramah lingkungan. Yaitu dengan tidak menggunakan jaring, sehingga hanya sejumlah kecil ikan yang tertangkap, bukan seperti pukat harimau yang menangkap seluruh jenis hewan laut.

Memancing sendiri untuk makan malam

Selanjutnya di sore hari, sambil menunggu matahari terbenam, saya dan kakak saya memilih ikut Nyong naik sampan ke tengah laut, untuk sedikit ber-snorkeling dan memancing makan malam kami. hanya berlayar sedikit dari tepi pantai, kami sudah mencapai tempat snorkeling. Sangat indah, dan sangat jernihnya air, sehingga dari atas laut pun sudah tampak ikan warna-warni berkeliaran.

Setelah itu, kami mulai memancing dengan hanya modal tali nilon dan umpan berupa daging ikan yang dipotong-potong. Tidak perlu menunggu lama, begitu tali dicelupkan ke dalam air, langsung saja ada ikan yang menyambar. Seperti sistem tebang pilih pohon, nampaknya Nyong sudah terbiasa juga sistem pilih-pilih ikan yang dipancing, untuk menjaga kelestarian makhluk hidup disana. Jenis ikan hias atau ikan yang masih kecil ukurannya, akan dia kembalikan ke laut.

Matahari sudah mulai tenggelam, akhirnya kami kembali ke tepi pantai. Bersiap-siap untuk mandi sore, rupanya kamar mandi di rumah bapak ahmad ini semi terbuka dan cukup eco-friendly. Dalam arti, tidak ada atap dan air harus menimba sendiri untuk dipakai secukupnya.

Raja Ampat bagi Non-Diver tetap surga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com