Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezeki dalam Semangkuk Bubur

Kompas.com - 29/05/2011, 04:18 WIB

Pada hari pertama jualan, Achmad memberi 75 mangkuk bubur secara gratis. Rencananya mau kasih gratis satu minggu, ternyata di hari kedua pembeli yang datang sudah membeludak. Yang laku sampai 200 mangkuk. Di hari ketiga dan selanjutnya, rencana memberi gratis satu minggu dibatalkan.

Sekarang buburnya sudah punya pelanggan tetap. Setiap hari, dia menjual 50-60 mangkuk, dengan harga Rp 10.000 per mangkuk. Pada Sabtu dan Minggu penjualan melonjak tiga kali lipat. Awalnya, Achmad jualan di tempat parkir pasar yang sekarang jadi Pasar Modern BSD. Beberapa bulan kemudian setelah pasar modern jadi, dia menyewa satu kios. Tiga tahun kemudian, Achmad sudah mampu membeli kios sendiri.

Filosofi bubur

Menjadi tukang bubur yang sukses, ada ”resepnya”. Mereka yakin panduan hidup itulah yang telah mengubah nasib mereka. Suro mengaku prinsip hidupnya sangat sederhana. ”Saya akan berupaya mati-matian dengan tangan sendiri. Saya pantang meminta-minta bantuan kepada orang lain,” tegasnya.

Mang Oyo pun selalu ingin memuaskan konsumen karena di tangan konsumen nasibnya bergantung. ”Kepercayaan dari pembeli yang membuat bisnis saya bisa bertahan sampai 30 tahun,” katanya.

Kiat serupa juga diterapkan Suseno (38), tukang bubur ayam khas Cirebon yang memulai usahanya dengan satu gerobak di sekitar Islamic Village, Tangerang, pada 1999, atau setahun setelah Indonesia mengalami krisis moneter. Secara perlahan, gerobaknya bertambah hingga empat, semuanya di wilayah Tangerang. Pria yang berasal dari Brebes, Jawa tengah, itu kini sudah memiliki ruko, warteg, tiga motor sebagai kendaraan operasional karyawan, sebuah mobil yang terkadang disewakan, dan sebuah rumah di kampung halaman.

”Saya bersyukur, kesabaran saya membuahkan hasil seperti sekarang,” ujar Suseno.

Bubur ayam khas Cirebon di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, juga tak kalah kondang. Dikenal dengan nama ”Burcik”, gerobak bubur ayam ini sudah mangkal di depan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sejak tahun 1970-an. Pengelolanya sudah berpindah tangan tiga kali, dari mulai Mang Didin, kemudian Sulaiman yang juga berjualan martabak di lokasi yang sama, dan sejak tahun 1980 sampai sekarang dipegang oleh Sarwa (55).

Pelanggan Burcik beragam, mulai dari seniman yang biasa mangkal di Taman Ismail Marzuki sampai pelanggan dari aneka penjuru Jakarta, terutama mereka yang sudah akrab dengan tempat mangkal ini di era 1970-an dan 1980-an. Lokasi yang berseberangan dengan pertokoan ”Hias Rias” itu (sekarang sudah tak ada) merupakan salah satu tempat gaul di masa itu.

Jika pada tahun 1970-an gerobak Burcik hanya menjual sekitar 1 liter beras per hari atau setara dengan 20 mangkuk bubur, pada masa jayanya, yaitu sekitar tahun 1990-an, Burcik bisa menjual sampai 30 liter beras, yang diolah menjadi bubur, per hari. Lewat bubur, Sarwa berhasil membeli rumah toko di pertigaan jalan Cikini dan Cilosari pada tahun 2005, dan sejak dua tahun lalu ia bisa berjualan di rukonya tersebut dari pukul 06.00 sampai pukul 24.00.

Meski kesejahteraannya terus membaik, Sarwa selalu ingat dengan prinsip hidupnya, yaitu kerja keras. Mereka berjuang tanpa subsidi, tanpa pula kenal korupsi. (BSW/ROW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com