MAGELANG, KOMPAS.com — Meskipun bencana erupsi Merapi telah berlalu, hingga kini dampaknya masih sangat dirasakan oleh petani pepaya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Produksi pepaya mereka turun hingga mencapai 60 persen.
Pembina Asosiasi Petani Pepaya Magelang (APPM), Asfuri Muhsis, mengatakan, penderitaan yang dirasakan petani bukan sebatas debu vulkanik saja, melainkan juga cuaca panas seperti saat ini menyebabkan buah pepaya tidak berkualitas baik serta musim tanam yang tidak pas.
"Debu vulkanik yang disemburkan saat erupsi Merapi mematikan puluhan ribu tanaman pepaya sehingga petani harus mengganti yang baru," ujarnya, Selasa (14/62011).
Memasuki musim panas seperti sekarang ini, katanya, tanaman pepaya, terutama yang banyak ditanam di wilayah Kecamatan Borobudur dan Mertoyudan kekurangan air. Apalagi, air irigasi di daerah Mertoyudan tidak sampai di wilayah perkebunan pepaya.
Petani terpaksa memompa air dari sungai. "Ini memerlukan biaya yang besar, sudah saatnya pemerintah memerhatikan masalah ini " ungkapnya.
Dikatakan, pada musim panas ini, tanaman pepaya di wilayah tersebut memasuki usia tanggung karena sebagian besar petani menanam pada bulan Februari 2011. Hal itu dilakukan karena tanaman yang ditanam sebelumnya mati terkena debu vulkanik.
Akibat debu vulkanik, daun menjadi busuk, buah rontok, dan pohon menjadi layu. "Pada bulan ini, tanaman pepaya sedang masanya pembuahan, apabila tidak turun hujan, perkembangan buahnya akan terganggu," tutur Asfuri.
Yang dimaksud terganggu adalah kulit buah jadi keriput, tidak besar, dan rasanya tidak manis. Harganya juga menjadi mahal, di tingkat petani Rp 2.000 per kilogram sedang di pasaran Rp 4.000 per kilogram.
Di wilayah Magelang terdapat tidak kurang dari 150 hektar lahan tanaman pepaya yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan, seperti Kecamatan Borobudur, Mertoyudan, Candimulyo, Salaman, dan yang sedang menggalakkkan adalah Kecamatan Grabag.
Daerah yang bersaing memproduksi pepaya, menurut Asfuri, adalah Boyolali dan Kediri. Namun, buah pepaya dari Magelang memiliki keunggulan karena rasanya lebih manis dan daging buahnya lebih padat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.