Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang, dari Pengelola Hotel Jadi Petani Kopi

Kompas.com - 20/06/2011, 07:38 WIB

KOMPAS.com - Bermodalkan hanya kebun seluas dua hektar, dan pengetahuan dari pelatihan, maka jadilah Bambang Sriono menjadi salah satu dari 14 pengusaha kopi bubuk di Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang terus bertahan hingga kini.

Bambang, yang juga Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Bondowoso, menyebutkan menjadi petani merupakan pekerjaan yang mendatangkan kesejahteraan dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya. Ia sempat menjadi sales bahan bangunan, hingga pengelola hotel. "Jadi, kalau dilihat dari latar belakang pendidikan itu nggak ada. (Pendidikan) saya dari teknik kimia. Sekarang petani kopi," ungkapnya sembari tertawa kecil, kepada Kompas.com, usai menghadiri peluncuran perdana kopi hasil perkebunan rakyat ke Swiss, di Bondowoso,  10 Juni 2011 lalu.

"Jadi ilmu saya yang saya dapat dari Puslit, saya terapkan. Ya, jadi modalnya kemauan," sebutnya.

Menurutnya ilmu dan tanah, juga kemauan tersebut menjadi modal awalnya baginya, sehingga ia merasa tidak terkendala oleh dana. Bahkan saat ini, lembaga perbankan ramai menawarkan bantuan dana. "Seperti Bank Indonesia ini lewat CSR (Corporate Social Responsbility)-nya. Terus, dari Puslit, ilmu dan teknologinya," ungkapnya.

Ia pun mulai bertani sejak tahun 2000 . Selang enam tahun kemudian, ( 2006 ), ia pun mulai menelurkan  merek Rajawali, untuk kopi bubuk arabika dan robusta. "Cuma waktu itu kemasannya pakai seperti itu (kemasan plastik biasa)," ungkapnya. Akhirnya kemasan pun berubah seiring dengan masukan dari Bupati setempat.

Saat itu, ia mematok harga produknya hanya Rp 3.500 per 200 gram. Kini harganya mencapai Rp 8000 per 160 gram untuk robusta, Rp 15.000 untuk arabika dengan satuan berat yang sama.

Ia mengaku bahwa dialah petani yang mengawali memanen kopi dengan "petik merah," dan proses menggunakan proses basah (wet process), di Bondowoso. Apa maksudnya petik merah? Ia menyebutkan selama ini panen yang dilakukan petani di wilayah tersebut, masih mencampur antara biji kopi yang berwarna merah, kuning, dan hijau pada saat panen. "Nah, kalau kami sudah petik merah dari 2005 . Jadi khusus yang buah merah segar dan sehat (BMSS), sebagai syarat untuk mendapatkan mutu berkualitas ekspor," tambahnya.

Petik merah baru dilakukan di lima kelompok tani, atau sekitar 152 petani kopi, mulai tahun 2011 ini, setelah mendapatkan binaan langsung dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. "Jadi saya yang pertama kali melakukan itu di tingkat petani di Bondowoso," sebutnya.

Menurut dia, sebenarnya  pada pelatihan yang dikirim oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan Bondowoso tersebut, ada beberapa petani yang juga dikirim selain dirinya. Tetapi hanya dia yang mengaplikasikannya sendiri.

Adapun proses basah adalah pengolahan pasca-panen dengan menggunakan air. Media ini digunakan untuk memisahkan biji yang bagus untuk diolah lebih lanjut dengan biji yang tidak bagus. "Selama ini petani kan pakai dry process (DP). Begitu dapat dari kebun langsung dijemur dengan kulitnya," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com