Sebagian besar warga kota sudah sadar untuk memilah sampah rumah tangganya. Sampah dikumpulkan dalam plastik untuk kemudian dibuang ke tempat penampungan sampah.
”Warga sudah terbiasa membuang sampah di tempat sampah, sesuai dengan jenis sampahnya. Jika sedang tidak berada di dekat tempat sampah, plastik kemasan atau botol minum yang sudah habis disimpan dulu di dalam tas, baru dibuang di tempat sampah,” ujar Widi, salah seorang warga.
Tidak ada warga yang membuka kaca jendela mobil, lalu melemparkan tisu, kulit kacang, atau botol kemasan air minum ke luar. Tak ada pula warga yang membuang sampahnya di sungai, di pinggir jalan, atau di tanah kosong. Sampah juga tidak dibakar di sembarang tempat di permukiman warga.
Semua upaya itu terbukti bisa menyelesaikan persoalan sampah di Osaka. Tak hanya pemerintah yang berupaya dengan membangun tempat pengolahan sampah modern dan giat membersihkan sampah di tempat umum, warga pun sejak dini ditanamkan untuk memperlakukan sampah dengan benar. Satu langkah awal yang bisa saja dilakukan di Jakarta.