Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandi Matahari di Kolomenskoye...

Kompas.com - 13/07/2011, 15:42 WIB

KOMPAS.com - Sungguh, matahari bagi sebagian kita, adalah barang murahan. Rombengan. Loakan. Bahkan ketika bertemu, kadang emoh dan membuang muka dengan cara mengembangkan payung. Tapi, fenomena ini tidak terjadi di negeri yang sedikit menerima sinar sang surya. Di Moskwa misalnya, masyarakat suka banget mandi sinar matahari di taman Kolomenskoye.

Musim dingin di bumi utara seperti Rusia, memang minta ampun. Ketika Paris masih bersejuk ria dengan musim gugur pada bulan November, masyarakat Moskwa dan beberapa kota lain di belahan utara sudah mulai mengeluarkan jaket kulit dan selimut tebal. Kehidupan sudah mulai muram, temaram, dengan sinar matahari yang sangat singkat. Seolah mendung memayungi bumi sepanjang hari yang akhirnya memberikan efek psikologis pada makluk diatas bumi: berjalan cepat, tidak ramah serta susah senyum. Uhhh menyebalkan.

Puncak musim dingin terjadi di bulan Januari. Dalam keadaan normal, maka udara di luar rumah pada kisaran minus 20 derajat Celcius. Namun bila terjadi badai salju dan segala dampak dari pemanasan global, bisa saja tiba-tiba meluncur menjadi minus 30-35 derajat Celcius. Saat itu, roda mobil sudah harus pakai rantai, tangan dibungkus dengan sarung kulit, kaki bersepatu khusus (dengan bulu di bagian dalamnya) serta kepala ditutup topi khusus sampai telinga. Swear, lebih dingin dari freezer di kulkas Anda.

Dan lagi-lagi, ketika Madrid sudah mulai menikmati mekarnya kembang di bulan Maret, Moskwa masih harus berkutat dengan tumpukan salju. Setidaknya sampai dengan awal Mei, salju masih menderai bumi. Musim dingin yang panjang dengan salju tebal memang menyebalkan. Hampir tidak ada enaknya sama sekali. Asyiknya cuma seminggu.

Itulah mengapa, banyak orang dari daerah dingin merindukan sinar matahari yang begitu hangat. Memimpikan pantai pasir putih dengan sinar matahari sepanjang hari. Mereka setiap tahun tidak pernah jera mengejar-ngejar daerah berhawa panas. Sama persis dengan unggas yang senantiasa migrasi ke daerah hangat manakala musim gugur mulai berakhir. Keduanya, manusia maupun unggas, rela terbang ribuan kilometer untuk mendapatkan sinar matahari.

Bulan Juni hingga Agustus adalah masa berfoya-foya matahari di belahan utara bumi. Semua sekolah, mulai SD hingga perguruan tinggi libur. Banyak pejabat pemerintahan mengambil cuti. Jangan sekali-kali studi banding kesana pada masa ini. Tapi kalau mau liburan, oke banget. Dunia sangat menggairahkan dan menyenangkan. Matahari mencorong mulai jam 5 pagi hingga hampir jam 00.00. Inilah waktunya untuk berpesta pora.

Bila Anda tinggal di Moskwa saat itu, maka salah satu tempat terbaik untuk plesiran adalah di taman Kolomenskoye. Di taman ini, selain lanskapnya yang elok (berbukit dengan sungai sangat lebar di bagian lembahnya) juga terdapat beberapa peninggalan sejarah sejak zaman kerajaan dan berumur 450-an tahun. Hutannya juga relatif lebat dengan jalan licin di semua sisinya. Kalau Anda kebetulan beragama Kristen Ortodoks, tersedia juga gereja untuk beribadah.

Di taman Kolomenskoye, warga dan turis berjemur di semua sudut. Di bukit, pinggir sungai, disamping gereja hingga di dalam hutan. Merelakan kulit mereka dicubit-cubit sang mentari sehingga menjadi sedikit gosong. Pria dan wanita muda dengan tulus ikhlas membuka sebagian besar auratnya agar bisa dicumbui panas matahari. Sementara di dahan pepohonan, aneka burung bernyanyian dan bersenda gurau dengan suaranya yang merdu. Hmmm... elok nian.

Taman Musim Panas

Menurut legenda yang tertulis di beberapa literatur, desa Kolomenskoye pertama kali disebut dalam sebuah testamen Ivan Kalita (1339). Dalam perkembangannya, daerah yang berbukit dengan lembah sungai Moskwa ini menjadi tempat favorit untuk istirahat keluarga tsar dan masyarakat luas saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com