Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Belanda Terpukau Tarian Caci

Kompas.com - 18/07/2011, 17:13 WIB

BORONG, KOMPAS.com - Brenda dan Ellen, dua wisatawan dari Belanda yang sedang berwisata di Pulau Flores, khususnya di Kabupaten Manggarai disuguhi tarian Caci, khas Kabupaten Manggarai Timur, di Kampung Pandoa, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Senin (18/7/2011).

Mereka sengaja dalam liburan ke Provinsi NTT menyempatkan diri menyaksikan atraksi tarian Caci khas Kabupaten Manggarai Timur. Brenda dan Ellen menjelaskan, mereka sangat senang dengan atraksi tarian Caci yang masih asli. Mereka sangat menikmati suguhan tarian Caci yang masih dipertahankan oleh warga masyarakat Kabupaten Manggarai Timur.

"Saya senang melakukan journey dengan melewati transflores, mulai dari Kabupaten Sikka, Maumere sampai di Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo. Betapa sangat asli kebudayaan di sekitar wilayah Transflores," kata Brenda.

Tokoh masyarakat sekaligus Kepala Dusun Kampung Pandoa, Hermenegildus Nekong menjelaskan, tarian Caci yang digelar di depan Kapela Kampung Pandoa memiliki makna tersendiri yakni mensyukuri keadaan masyarakat di Kampung Pandoa yang penuh damai dan bebas dari berbagai bahaya.

"Tarian Caci digelar dalam Pesta Sesedompo (pesta pembersihan kampung dari gangguan roh jahat). Sebelum atraksi Caci sebagai ciri khas dari Pesta Sesedompo, dilakukan persembahan kepada leluhur dengan mempersembahkan seekor sapi, ayam jantan dan babi. Ada acara adat sebelum dilaksanakan tarian Caci," ujarnya.

Nekong menjelaskan, pesta Sesedompo baru dilaksanakan tahun ini sejak pertama kali kampung Pandoa ditempati orang pada tahun 1962. Itu berarti usia kampung sudah 50 tahun. Pada usia 50 tahun ini kembali dilaksanakan upacara adat Pesta Sesedompo yang dihadiri oleh berbagai suku di kampung ini maupun warga masyarakat yang diundang.

"Pesta Sesedompo juga dibuat untuk mensyukuri keberhasilan panen, sekolah dan kedamaian yang dirasakan warga masyarakat di Kampung Pandoa," ungkapnya.

Nekong melanjutkan, suku-suku yang terlibat dalam atraksi ini yakni, Suku Laja, Suku Seso, Suku Ngeli, Suku Motu, Suku Roka dan Suku Sawu. Dan tokoh adat yang menggerakkan acara ini diantaranya, Lorens Dua (Ketua Suku Laja), Gregorius Tori (Suku Laja), Theodorus Anggal (Suku Motu), Yoseph Tote (Suku Liti), Thomas Ola (Suku Liti) dan Yoseph Pandu (Suku Laja).

"Saya senang tarian Caci ditonton oleh wisatawan dari Belanda. Itu berarti mereka mengetahui keunikan tarian-tarian khas budaya Kabupaten Manggarai Timur," katanya.

Tokoh Masyarakat Desa Komba, Stefanus Anggal menuturkan dirinya sangat senang dengan ditampilkan kembali tarian Caci yang sebagai ciri khas budaya Kabupaten Manggarai Timur. "Saya senang banyak anak muda ikut terlibat dalam atraksi tarian Caci di Kampung Pandoa ini. Saya berharap tarian caci sebagai ciri khas masyarakat Kabupaten Manggarai Timur terus dipromosikan dan dipertahankan sebagai asset daerah Kabupaten Manggarai di masa mendatang," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com