Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padusan Jelang Ramadhan di Gunung Kidul

Kompas.com - 21/07/2011, 11:38 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com--Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menyiapkan tempat untuk "padusan", yaitu tradisi membersihkan diri dengan cara mandi menjelang Ramadhan.

"Sebanyak tujuh pantai di kabupaten ini mulai disiapkan untuk tradisi ’padusan’, sekaligus rencana atraksi keseniannya, sehingga menarik wisatawan menjelang bulan puasa nanti," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunung Kidul Suryoaji di Wonosari, Rabu.

Ia menyebutkan tujuh pantai tersebut di antaranya Baron, Klakah, dan Drini. "Kami telah siapkan pula atraksi keseniannya untuk menarik wisatawan," katanya.

Menurut dia, tradisi "padusan" biasanya mampu mendatangkan sekitar dua ribu pengunjung di objek wisata pantai di kabupaten ini. "Sejumlah pantai di Gunung Kidul lokasinya berdekatan, sehingga warga menyebar saat mengikuti tradisi ’padusan’," katanya.

Ia mengatakan warga yang mengikuti tradisi "padusan" umumnya berasal dari Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Semarang. "Masa libur semester bagi mahasiswa belum selesai, sehingga kami prediksikan jumlah pengunjung yang mengikuti tradisi itu lebih dari dua ribu orang," katanya.

Menurut Suryoaji, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan melibatkan anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) guna membantu pelaksanaan tradisi "padusan". "Anggota pokdarwis akan menyiapkan sejumlah fasilitas, seperti ’shower’ atau alat mandi untuk keperluan itu," katanya.

Ia mengatakan anggota pokdarwis terdiri dari warga di sekitar pantai, tokoh masyarakat, serta pedagang setempat. "Di setiap pantai rata-rata terdapat 20 hingga 80 anggota pokdarwis yang akan membantu pengunjung pantai," katanya.

Menurut dia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga berkoordinasi dengan tim SAR serta Kepolisian Resor Gunung Kidul menjelang pelaksanaan tradisi "padusan".

"Tim SAR kami imbau selalu siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kecelakaan laut, seperti tenggelam dan tersengat ubur-ubur," katanya.

Ia mengatakan tim SAR telah memasang papan peringatan larangan mandi di laut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban tenggelam atau terbawa arus air laut.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com