Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Guru Dikuliahkan, PAUD Makin Bermutu

Kompas.com - 10/08/2011, 04:08 WIB

” Ayo angkat pohonnya. Bayangkan seperti kita benar-benar mengangkat pohon. Terus bernyanyi biar semangat. Hop-hop-hop,” kata Mulyati, Selasa (9/8).

Ibu-ibu guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di dalam kelas itu pun bergerak bernyanyi sambil menari. Begitu usai, para guru serentak meminta Mulyati mengulang lagi pelajaran bernyanyi dan menari itu. Senyum dan tawa berderai sepanjang jam kuliah yang berlangsung di Gedung Sangkrini, Jalan Hang Tuah Raya, Nomor 10, Jakarta Selatan.

Mulyati bukan guru taman kanak-kanak, melainkan dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Insida (STIT Insida). Mulyati dan sejumlah dosen lain dari STIT Insida dan staf yang ditunjuk Pemerintah Kota Jakarta Selatan bergantian mengampu berbagai mata kuliah untuk para guru yang akan mengajar PAUD itu.

Setiap kali berlangsung kuliah guru-guru PAUD, Gedung Sangkrini selalu meriah. Para guru tersebut adalah bagian dari 100 guru PAUD dari 10 kecamatan di Jakarta Selatan yang lolos seleksi dan berhak mendapatkan beasiswa S-1 Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini. Kuliah yang mulai dibuka tahun 2010 itu akan berlangsung selama delapan semester.

”Atau, maksimal mereka harus selesai pada 2014 nanti,” kata Sekretaris Yayasan Bhakti Indonesia (Yasbi) Taufan Bakri.

Yasbi bekerja sama dengan STIT Insida, Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (BAZIS), dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menyelenggarakan pendidikan gratis bagi guru PAUD.

Menurut Taufan, Bazis menjadi penyokong dana utama. Selain itu, juga ada dukungan dari beberapa donatur sehingga bisa diselenggarakan kuliah gratis bagi guru PAUD ini.

Biaya per semester bagi setiap mahasiswa yang ikut dalam pendidikan ini Rp 1,8 juta. Meskipun tidak ada uang negara yang terserap dalam program pendidikan bagi guru PAUD ini, penyelenggaraan pendidikan itu mendapat dukungan dari Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Wali Kota Jakarta Selatan Syahrul Effendi.

Mengapa guru PAUD?

”Anak usia dini itu antara usia 0-8 tahun. Itu adalah usia emas perkembangan otak kanan dan kiri. Kemampuan kognitif dan motorik harus dikembangkan dengan benar. Jadi, gurunya pun harus berilmu agar bisa mendidik dengan benar,” kata Hasnida, dosen Psikologi dari STIT Insida, yang juga hadir sebagai pengajar para guru PAUD.

”Berimajinasi itu perlu karena berkorelasi dengan kreativitas dan kecerdasan kognitif. Saat anak tidak mau memberi warna pada gambarnya, mungkin si anak memiliki khayalan tersendiri, bukan berarti malas. Coba tanyai dan bangun komunikasi dengan membiasakan berdialog terbuka sejak dini,” ujar Hasnida. Kalau bergerak, menari, dan aktivitas fisik lainnya, kata Hasnida, akan mengembangkan kemampuan motorik anak.

Ratih (35), guru PAUD asal Kecamatan Pasar Minggu, mengaku, selama sekitar satu tahun mengikuti kuliah, ia sudah merasakan manfaatnya yang luar biasa. ”Sebelumnya, kami mengajari anak-anak balita itu seperti mengajari anak sendiri saat masih kecil. Ternyata, setelah belajar, baru tahu ada yang salah, tetapi juga ada yang benar dari cara kita mengajar,” katanya.

Sementara Teti (42) asal Gudang Peluru, Tebet, dan Andi Efa (36) asal Pesanggrahan, mengatakan, setiap kali mendapat ilmu baru, mereka bisa mempraktikkan langsung dengan anak didiknya.

Selama ini, PAUD yang diselenggarakan gratis biasanya di tingkat RW, lebih banyak diikuti anak-anak dari orangtua kelas menengah ke bawah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005, PAUD termasuk dalam jenis pendidikan non-formal. Dalam peraturan tersebut juga ditegaskan, guru PAUD minimal harus lulus S-1.

Namun, data dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan, sedikitnya ada 5.000 guru PAUD di kota ini yang sebagian besar hanya lulusan SMA. (NELI TRIANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com