Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memburu Motif Batik "Rasa" Semarang

Kompas.com - 10/08/2011, 20:35 WIB

Umi S Adisusilo menjelaskan, sejak awal berdiri sudah melibatkan akademisi, ilmuwan, dan kalangan budayawan untuk mencipta motif, memilih warna dan mempelajari selera publik sebelum melepas produk. "Arsitek semacam bu Widya Wijayanti, sejarawan seperti bu Dewi Yuliati dan masih banyak lagi nama yang terlibat," kata Umi.

Peran orang-orang yang lekat dengan penelitian itulah yang dipertahankan hingga kini. Meski tak lagi terlibat secara aktif, namun tradisi riset itu diturunkan kepada tim muda Sanggar Batik Semarang 16.

Dampaknya, sanggar ini begitu produktif dalam melepas motif yang tematik. Setiap tahun, sanggar ini melepas motif berdasarkan tema. Mulai dari tema ikon kota, kuliner, legenda, folklore, adat kebiasaan, hingga permainan tradisional yang pernah hidup maupun masih hidup di Semarang.

"Sampai tahun ini, kami sudah memiliki lebih dari 800 motif yang semuanya sudah didaftarkan hak ciptanya atau terdaftar HAKI," kata Umi.

Erna Sulistyowati, manajer operasional Sanggar Batik Semarang 16 sekarang, menjelaskan tradisi riset itu telah menjadi ruh bagi mati hidupnya sanggar. "Para desainer motif dan juga bagian pewarnaan kami disyaratkan harus terus belajar," kata Erna.

Riset seperti apa yang dikembangkan sanggar ini? Untuk mencipta motif, biasanya para desainer mempelajari terlebih dulu hal-hal yang sesuai tema. Misalnya tentang legenda kampung-kampung di Semarang. Kemudian mereka mencari sejarah munculnya legenda kampung tersebut.

"Dari situ dituangkan menjadi gambar kasar kemudian distilisasi dan jadilah motif," kata Chatarina, salah satu desainer motif.

Hasil motif itu kemudian dibawa ke rapat besar, untuk mendapatkan masukan ataupun evaluasi. Baru kemudian diproduksi. Menurut Erna, tak jarang motif yang sudah jadi harus batal diproduksi karena tak mendapat persetujuan dari tim.

Berbekal tradisi riset itu, Sanggar Batik Semarang 16 berupaya terus mencari dan mencipta motif yang khas Semarang. "Bahasa kerennya, berburu motif yang memiliki rasa Semarang," kata Umi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com