Belum ada rencana pasti pascaBandara Selaparang ditutup, yang ada beragam wacana seperti menjadikan bandara ini sekolah penerbangan, mall, kawasan bandara private untuk pesawat carter penumpang dan pesawat barang.
Yang pasti saat ini suasana Bandara Selaparang terbalut sepi. Halaman parkir Banda ra ini kosong melompong deretan taksi dan mobil pribadi, ada serakan gelas plastik bekas wadah minuman, daun-daun tanaman peneduh yang berceceran di taman, mengesankan bandara ini agak kotor.
***
TETAPI bagi masyarakat sekitar agaknya memiliki kenangan seiring perjalanan Bandara Selaparang. walau pun sudah 30 tahun tinggal dekat bandara, seringkali juga kaget oleh suara pesawat. Saya bangun dari tidur, saya pikir gempa, eh tahunya suara pesawat, tutur Dodi (50 tahun) , warga Kelurahan Rembiga.
Johan Bachri (51 tahun), rekan Dodi, mengatakan, tahun 1967-1968, warga masih diizinkan masuk hingga landasan pacu Bandara. Saya bisa bermain sampai dekat pesawat, ujar Johan , yang mendapat tegur-sapa ramah dari para awak pesawat yang dengan senang hati menjawab bila ditanya soal fungsi-fungsi instrumen pesawat itu.
Waktu itu pesawat yang mendarat berupa pesawat kecil seperti Zamrud, Cessn a, pesawat latih milik TNI, meski sekali tempo pesawat jenis Hercules singgah di Bandara Selaparang. Kalau Hercules mendarat, mesinnya seperti suara guntur, ungkap Johan.
Hal nyaris senada dikatakan Dianul Hayezi (50 tahun), warga Kota Mataram, mengatakan, tahun 1967-1970, dia bersama kawan-kawannya menjadikan Bandara Sela parng sebagai ajang bermain. Tidak jarang Dianul duduk-duduk bahkan tidur-tiduran di pematang sawah dekat bandara, menunggu pesawat yang landing maupun take off.
Kalau ada pesawat landing atau take off, kami bersorak-sorak kegirangan, senang sekali melihat badan pesawat menukik menyentuh maupun lepas landas dari run way, ucap Dianul Hayezi.
Suasana seperti terasa mengasyikkan bagi Johan dan Dianul, apalagi di seputar Bandara itu mereka sering jadi pemulung barang plastik ekspesawat seperti gelas, sendok, garpu, tissue, handuk kecil. Barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan itu dianggap barang mewah, juga ada kebanggaan memilikinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.