Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyu, Ubur-ubur, dan Bawah Laut Derawan

Kompas.com - 25/10/2011, 05:10 WIB

”Pulau ini begitu sempurna. Pemandangannya indah dan tak berpenghuni. Klien kami sangat senang berada di sini,” kata Harry Christensen, pimpinan ekspedisi Orion. Kapal pesiar yang menawarkan paket 10 hari berwisata keliling Asia Tenggara dan Australia ini hanya singgah sekitar satu jam di pulau karang itu.

Saat tiba di Kakaban, rasa penasaran memuncak untuk segera menyaksikan ubur-ubur tanpa sengat ini. Benar saja, ketika danau payau berwarna hijau telur asin itu sudah di depan mata, tampak makhluk kecil menyerupai cendawan yang seolah beterbangan di dalam air bergerak ke sana-kemari. Begitu memegangnya, tidak ada sengatan sama sekali!

Terdapat empat spesies ubur-ubur tanpa sengat yang berada di Kakaban, yakni ubur-ubur bulan (Aurelia aurita), ubur-ubur totol (Mastigias papua), ubur-ubur kotak (Tripedalia cytospora), dan ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata).

Meskipun rasa penasaran terbayar, tentunya tidak lengkap jika ke Derawan hanya melihat penyu dan ubur-ubur. Bagi para penyelam, menyaksikan keindahan bawah laut Derawan yang kaya akan beragam ikan dan terumbu karang justru menjadi tujuan utama. Umumnya, para scuba diver memilih perairan Maratua atau Sangalaki sebagai lokasi penyelaman.

Adalah ikan pari manta (Manta birostris) yang paling banyak dicari penyelam saat berada di Sangalaki. Ikan pari ini bisa berukuran mencapai tujuh meter dan dapat ditemui di sekitar permukaan laut dan terumbu karang.

Di antara sekian banyak pulau, hanya Maratua dan Derawan yang dihuni penduduk. Sebagai pulau utama, Derawan juga dijadikan tempat menginap para wisatawan. Terdapat sekitar 107 home stay dan resor di pulau seluas 44,7 hektar tersebut. ”Kalau masa liburan sekolah dan libur Tahun Baru, resor itu penuh dengan wisatawan,” kata Kepala Kampung Derawan Haji Bachri.

Untuk mencapai Derawan, dapat menggunakan pesawat dari Balikpapan menuju Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, yang memakan biaya sekitar Rp 900.000 – Rp 1,1 juta. Dari Tanjung Redeb, perjalanan dilanjutkan dengan mobil sewaan ke pelabuhan Tanjung Batu dengan membayar Rp 300.000 yang bermuatan tujuh orang.

Setelah tiba di Tanjung Batu, speedboat atau kapal cepat berkapasitas enam penumpang menanti untuk mengantarkan turis ke Derawan. Satu orangnya dikenakan biaya sekitar Rp 50.000.

Sampai di Derawan, wisatawan dapat singgah lebih dulu untuk mengitari pulau maupun snorkeling di tepi pantai. Jika ingin langsung berkeliling ke Pulau Sangalaki dan Kakaban, dapat menyewa speedboat kapasitas enam penumpang dengan biaya Rp 900.000 dari pagi hingga sore. Kakaban dan Sangalaki dapat ditempuh sekitar 50 menit dari Derawan.

Wisatawan semakin ramai mengunjungi Derawan setelah pulau ini dijadikan lokasi PON ke-XVII tahun 2008 lalu. Menurut Bachri, sejak penyelenggaraan PON, setidaknya 500 wisatawan yang datang tiap harinya saat musim liburan sekolah, Tahun Baru, dan libur Lebaran.

Kunjungan wisata ini pun berdampak pada geliat perekonomian masyarakat Derawan yang sebagian besar Suku Bajo dan sehari-harinya menjadi nelayan. ”Banyak wisatawan yang membeli ikan langsung di Derawan sebagai oleh-oleh. Jadi, saya tidak perlu lagi menjual ikan ke Tanjung Batu atau Tarakan,” kata Ibnu Hajar (55), salah satu nelayan.

Sayangnya, kian ramainya kunjungan wisatawan ini tidak diimbangi dengan pengelolaan kebersihan pulau. Sampah yang kian menumpuk kadang hanya dibiarkan atau dibuang ke laut.

Menurut Juhriansyah, kepulauan Derawan ini ibarat hotel bintang lima yang dijual dengan cara pedagang kaki lima. Abrasi juga terus mengancam keberadaan pulau ini. ”Jika terus begini, lima tahun ke depan Derawan bisa rusak,” kata Bachri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com