Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Misterius dan Berkemah di Kebun Jadi Tren Wisata

Kompas.com - 15/11/2011, 18:34 WIB
Adhika Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Perjalanan misterius, berkemah di kebun orang, dan "gamification" (integrasi permainan dengan petualangan dunia nyata) menjadi tren-tren terpopuler dalam dunia wisata belakangan ini. Tren tersebut diidentifikasi oleh Euromonitor Internasional, sebuah lembaga peneliti di Inggris yang selalu melaporkan mengenai tren dunia.

Kegiatan melakukan "perjalanan misterius", terutama untuk acara-acara khusus seperti bulan madu maupun ulang tahun, telah menjadi tren besar di Amerika Serikat. Wisatawan akan ditawarkan sebuah paket perjalanan yang misterius. Dalam paket ini mereka tidak akan tahu tujuan wisatanya, nama hotel, transportasi, sampai akomodasi yang disediakan untuk wisata tersebut.

Biasanya wisatawan yang mengikuti perjalanan misterius ini hanya membayar setengah dari harga paket wisata normal. Hal ini memungkinkan para industri pariwisata yang terlibat dalam paket tersebut dapat menjual kelebihan produknya tanpa merusak citra merek itu sendiri. Misalnya, sebuah hotel berbintang limat yang masih memiliki banyak kamar kosong dengan masuk dalam paket tersebut, hotel itu pun dapat menjual kamar dengan setengah harga tanpa diketahui publik.

Keunikan dari perjalanan misterius ini adalah pembuat paket perjalanan misterius akan membahas keinginan calon wisatawan tersebut. Selain itu, juga dibahas kira-kira tujuan wisata dan tipe produk wisata apa yang cocok bagi wisatawan tersebut. Kedua pihak juga mendiskusikan anggaran perjalanan dari hari ke hari calon wisatawan.

Sementara itu, di Inggris dan beberapa negara lainnya di Eropa, para pemilik rumah menyewakan kebun mereka sebagai tempat perkemahan para wisatawan tersebut. Ada lebih kurang 350 kebun dan pekarangan rumah di wilayah London hingga Rumania yang terdaftar di situs www.campinmygarden.com.

Konsep perjalanan ini dibuat untuk menarik wisatawan yang ingin merasakan kehidupan masyarakat setempat dan kembali ke bentuk-bentuk tradisional. Secara langsung, perjalanan ini menawarkan petualangan dengan akomodasi sederhana.

Sedangkan gamification merupakan sebuah integrasi game dinamis dunia maya dengan lingkungan non-gaming, yang mulai populer di industri hiburan Amerika Serikat. Saat ini, fenomena tersebut sudah merambah ke dunia wisata.

Hal ini mendorong konsumen, dalam hal ini wisatawan, untuk berbagi pengalaman, foto, dan video di situs jejaring sosial seperti Facebook untuk membantu kesadaran merek dan juga loyalitas wisatawan.

Dalam laporan Euromonitor Internasional juga disebutkan sinergi yang terjadi antara permainan sosial dan program loyalitas tradisional, yang dapat dianggap sebagai contoh pertama dari gamification dalam bisnis pariwisata.

Dinas Pariwisata Irlandia tahun ini merilis sebuah permainan sosial baru di Facebook yaitu Ireland Town, yang memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi kegiatan di negara tersebut serta menyelesaikan tantangan yang didasarkan pada aktivitas yang tersedia untuk turis. Game tersebut mengajak para pengguna untuk bisa memenangkan perjalanan ke Irlandia.

Wisatawan juga bisa mengharapkan adanya interaksi dengan hotel dan penyedia layanan pariwisata. Marriott International misalnya, menghadirkan sebuah layanan concierge online melalui Twitter untuk memecahkan keluhan tamu dengan cepat dan efisien. Grup Hotel Inter Continental juga menciptakan tim media sosial untuk mengurus costumer care dengan tujuan dapat mengidentifikasi, memantau, dan menyelesaikan keluhan secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com