Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niagara di Kampung Manglid

Kompas.com - 12/12/2011, 09:23 WIB

Meski demikian, T Bahtiar dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, memastikan bahwa dua air terjun itu terjadi bukan karena sebab yang sama. Curug Malela terbentuk karena jalur lava dari Gunung Kendeng kira-kira pada 1,8 - 0,7 juta tahun yang lalu. ”Alirannya membeku dan menghasilkan beberapa air terjun yang bertingkat meski ada juga peran lempeng lokal dalam pembentukannya,” katanya.

Menurut keterangan warga setempat, Aep Jalaludin, ada sekitar tujuh air terjun yang diketahui dalam satu alur sungai, yakni Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir, dan Curug Pamengpeuk. Hanya saja, sebagian besar air terjun itu tidak bisa dicapai semudah Curug Malela karena terjal serta dipenuhi semak belukar.

Aep menjelaskan, Curug Malela sudah menjadi destinasi wisata meski kebanyakan dipromosikan melalui mulut ke mulut. Setiap akhir pekan adalah masa panen karena tamu yang berkunjung dengan sepeda motor bisa mencapai 1.500 unit dalam sehari. Untuk masuk ke tempat ini, belum ada loket untuk menarik retribusi sehingga warga setempat menggantungkan diri dari pemasukan parkir yang dibayar seikhlasnya.

Begitu pula dengan warga Kampung Manglid lainnya bernama Syarif. Dia mendapatkan penghasilan dari melayani para tamu untuk membawa barang bawaan hingga jasa ojek dari lokasi air terjun hingga tempat parkir. Dalam hari penuh tamu, dia bisa mendapatkan Rp 20.000 karena masih ada setidaknya 20-an warga lain yang menawarkan jasa serupa.

Infrastruktur buruk

Lokasi Curug Malela di ujung barat wilayah KBB ternyata berbanding lurus dengan perhatian yang seharusnya didapat dari pemerintah. Hampir semua keluhan yang diutarakan para wisatawan serupa, yakni buruknya kondisi infrastruktur.

Untuk mencapai Curug Malela, wisatawan harus melakoni perjalanan panjang dari Kota Bandung dengan persiapan matang serta niat yang kuat. Pasalnya, jalan dengan medan berat sudah menanti. Mata juga harus awas mencari petunjuk jalan ke Curug Malela karena harus melalui banyak tikungan. Petunjuk yang bisa diharapkan berupa papan kayu warna putih seukuran 50 x 35 sentimeter yang dipasang seadanya.

Jalan yang buruk sudah terasa begitu memasuki Kecamatan Sindangkerta lalu bertambah parah sewaktu memasuki daerah Gununghalu. Puncaknya ada di Desa Cicadas di Kecamatan Rongga, yang harus ditempuh dengan jalan berbatu serta licin bila diguyur hujan. Dari kantor Desa Cicadas menuju tempat parkir wisata, medan semakin berat. Setidaknya ada tujuh kilometer jalan terjal berbatu sebelum mencapai Curug Malela.

Aep mengatakan, pemerintah pernah berjanji untuk mengaspal jalan menuju Curug Malela. Dia berharap janji tersebut bisa ditepati agar ekonomi makin bergairah.

Sesampainya di tempat parkir, wisatawan masih harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Jalannya juga tidak bertambah mudah karena didominasi jalan setapak dari tanah serta turunan yang curam. Wisatawan harus berjalan menyusuri pematang sawah. Bila dikemas dengan baik sebetulnya hal itu bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com