Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Salmon Asap hingga Sate Rusa Kutub

Kompas.com - 06/02/2012, 10:54 WIB

KOMPAS.com - Konon kita bisa mengenal orang dari apa yang dia makan. Apa yang ia kecap kurang lebih akan merefleksikan apa yang ia ucap. Tak lengkap rasanya tanpa mencoba makanan khas setempat untuk mengenal dan menyatu dengan masyarakat lokal dan tradisi mereka. Maka salah satu hal pertama yang anda harus lakukan ketika menjejakkan kaki di Kutub Utara: makan!

Mungkin saya harus revisi sedikit, sebelum makan tentunya kita juga perlu tahu bagaimana makanan itu diperoleh dan dimasak hingga menjadi suatu tradisi kuliner Kutub Utara yang istimewa. Untuk itu kita harus menahan lapar sedikit dan mempelajari bagaimana berburu bahan makanan tersebut seperti halnya masyrakat lokal Kutub Utara.

Berburu atau diburu

Di daerah Kutub Utara bernama Lapland belahan Finlandia, masyarakat Sami setempat memadukan cita rasa kuliner Nordik dengan bahan makanan lokal Kutub Utara. Mengingat alam liar yang tak terperi bekunya saat musim dingin sehingga tidak memungkinkan banyak mahluk hidup bertahan hidup dan bercocok tanam, mereka terbiasa dengan tradisi berburu dan preservasi berbagai jenis sayuran, keju dan daging.

Tradisi berburu sudah mengakar lama melebihi kebiasaan relatif modern seperti menggembala rusa. Alam kutub yang keras, membuat masyarakat Sami semi-nomadik dan pawai dalam berburu (jika tidak ingin diburu) untuk bertahan hidup. Kebiasaan berburu daging hewan liar seperti rusa kutub, moose, elk bahkan beruang menjadi andalan makanan khas kaum Sami, berikut dengan berbagai jenis buah beri liar dan keju.

Di Finlandia, berburu biasanya dilakukan antara bulan Agustus hingga pertengahan Desember dengan berbagai peraturan pemerintah yang berlaku untuk mengontrol etika berburu dan populasi para hewan ini. Oleh karenanya, daging hewan liar cenderung dihargai mahal dan masih dianggap eksotis, khususnya bagi para turis. Daging beruang biasanya yang paling jarang dan mahal di pasaran.

Sementara daging rusa biasanya dikonsumsi pada saat musim dingin atau Natal. Salah satu kekhasan tradisi kuliner ini adalah pengasapan daging hewan liar dan ikan secara tradisional dilakukan di dalam sauna. Cara preservasi ini membuat kuliner Kutub Utara bercita rasa tersendiri. Tak heran, kerap orang membeli penganan daging asap rusa kutub atau beruang yang telah dikalengkan sebagai oleh-oleh dari negeri Kutub.

Ice Fishing

Saya bukan penggemar berburu menembak hewan liar, tetapi ketika gaya hidup kita ditentukan oleh determinasi alam, terkadang yang hanya bisa dilakukan adalah beradaptasi dan berinovasi. Alternatif lain yang mungkin lebih meditatif dan membuat kita belajar menyatu dengan alam adalah dengan memancing ikan segar di lautan atau danau beku atau lebih dikenal sebagai tradisi ice fishing. Mulai dari ikan salmon hingga ikan air tawar berbagai ukuran menanti untuk dipancing keluar dari lubang permukaan air es yang tebal.

Selama musim dingin, sudah menjadi pemandangan sehari-hari melihat orang duduk tertegun di kursi lipatnya di tengah danau yang luas dalam kesendirian memandang lubang air keruh tak berdasar dengan tali pancing menunggu untuk ditarik oleh sang mangsa air yang terjebak memakan umpan di kail.

Awalnya menurut saya kegiatan ini sangat membosankan dan lumayan sulit. Bermodal tas ransel berisi pancingan, kail, umpan, gayung serta bor besar di tangan, saya mencoba memancing di air keruh dan beku di tengah danau beku di Lapland. Proses membuat lubang ternyata menjadi bagian tersulit dari ice fishing. Dibutuhkan tenaga dan kesabaran untuk membuat lubang kecil dengan bor setinggi hampir sebadan.

Setelah lubang dibuat, sekali-kali kita bersihkan lubang dari es yang mengambang dengan gayung kecil. Tas ransel secara praktis bisa diubah menjadi kursi lipat. Pasang umpan di kail, lalu turunkan tali pancingan ke dalam lubang gelap dan seterusnya habiskan waktu menunggu kedinginan sambil menikmati keindahan alam bersalju sampai sang ikan memakan umpan dan menarik tali pancingan.

Tentunya setelah beberapa saat tak ada hasil dan sebelum mati kebosanan serta membeku, saya lebih memilih pensiun dini dari karir memancing yang belum saja mulai dan lari ke pondok rumah lokal untuk mencoba langsung ikan salmon asap dan sate rusa kutub yang sudah disiapkan penjamu kami.

Tetapi kini dengan teknologi menyelam yang canggih, kebosanan itu bisa diubah menjadi petualangan menantang maut tipikal Finlandia. Beberapa orang kini mempopulerkan reverse ice fishing, yaitu memancing bukan dari luar melainkan dari dalam permukaan es! Dengan pakaian menyelam anti dingin, mereka menyemplung ke dalam lubang es dan berdiri terbalik di lapisan es. Untuk lebih jelasnya, bisa cek video viral dengan permainan visual yang memukau berikut ini http://www.youtube.com/watch?v=VIs00QjiJZQ.

Salmon Asap dan Sate Rusa Kutub

Kedua jenis makanan tradisional ini memang sudah terkenal makanan khas Finlandia dan kaum Sami selama musim dingin, khususnya daging rusa kutub. Untuk daging salmon, bisa disajikan seperti sashimi segar dengan tambahan mayonnaise dan mustard serta tanaman herbal seperti daun rosemary.

Daging salmon bisa juga diasapkan dalam sauna kemudian dipanggang dan disajikan dengan kentang rebus. Pilihan lain adalah Lohikaitto atau sup krim kental salmon yang menciptakan cita rasa lezat yang menghangatkan di tengah musim dingin yang kelabu.

Berdasarkan beberapa situs internet mengenai resep sate rusa kutub ala Finlandia, ternyata kebanyakan sate ini disiapkan dari daging pundak rusa kutub yang dipotong tipis-tipis lalu dimasak dengan lemak rusa ditambah dengan krim dan bir. Namun bisa juga dimasak cukup dengan mentega dan minyak lalu dibumbui lada hitam, garam, dan daun bawang bersama jamur kuning bermuatan vitamin C, chanterelle. Lalu sajikan irisan daging di atas kentang tumbuk atau roti bersama selai lingonberries khas arktik dan acar timun.

Daging rusa kutub bercita rasa liar dan eksotis di mulut dijinakkan dengan keempukannya dan kentang tumbuk yang lembut dan mengenyangkan. Meski dipotong tipis, daging rusa kutub tetap terasa juicy dengan campuran pedasnya lada hitam dan gurihnya mentega serta jamur goreng chanterelle dengan tekstur yang enak dikunyah. Ditambah segarnya lingonberries yang mengejutkan. Semua perpaduan ini membuat lidah seperti bersilat menendang kelima indera untuk beraksi dan menikmati setiap suapnya.

Squeaky Cheese alias Keju Karet

Sesuai namanya, keju ini terkenal dengan teksturnya yang alot seperti karet dan bunyinya yang bisa membuat bulu kuduk berdiri saat kita mengunyahnya. Di daerah Finlandia Utara, terkadang keju ini dibuat dari susu rusa. Biasanya keju ini bisa disajikan sebagai penganan penutup dimakan asin atau manis. Si keju karet cukup dipanggang hingga panas dan permukaannya sedikit terbakar lalu tambahkan selai cloudberries atau gula bubuk. Sensasi lezatnya keju yang asin dengan asam manisnya cloudberries selalu membuat ketagihan meski saya tidak suka bunyinya.

Untuk mereka yang tak tahan dengan bunyi nyaring seperti ketika teman yang jail menggesek permukaan balon, keju ini tetap bisa dinikmati dengan cara lain. Di daerah Kainuu, Finlandia Timur, keju karet dicelup dalam cangkir kopi panas dan dimakan dengan empuk setelah kita meminum habis kopi.

Vatkattu Marjapuuro

Satu lagi penganan penutup favorit saya, Vatkattu Marjapuuro atau bubur cranberry. Dimakan dalam suhu ruangan dengan tambahan saus krim atau cranberry segar, bubur ini dibuat dari sari buah cranberry, gula dan farina. Kombinasi asam manis yang lembut dan menyegarkan membuat perut yang sudah kekenyangan dari makanan utama daging dan kentang terasa ringan.

Pastinya masih banyak lagi berbagai jenis makanan dari daerah ini yang bisa dieksplorasi. Keterbatasan pengalaman selalu memacu kita untuk mencoba lebih banyak lagi makanan tradisional ala lokal untuk mengenal tradisi setempat dan membuat perjalanan kita berarti. Meski itu artinya kita harus menempuh jarak dan waktu menuju ujung dunia di Kutub Utara. (Imy Ferica)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com