Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekol Duck Si Bebek Empuk Gurih

Kompas.com - 09/02/2012, 10:55 WIB

Untuk menghasilkan daging bebek yang gurih dan empuk, Soekadi membutuhkan waktu satu jam untuk memasak. Kuncinya adalah di bahan baku. Soekadi selalu memilih daging bebek segar. Bumbu-bumbu pun demikian, ia memilih tak menggunakan penguat rasa, tetapi mengandalkan racikan bumbu segar. ”Racikan bahan hari ini harus dihabiskan untuk hari ini juga. Besok harus memakai bahan yang baru,” katanya.

Segarnya rempah dan daging bebek itu juga memengaruhi kualitas kaldu. Kaldu bebek Sekol Duck memang beraroma rempah dan kaya akan lemak. Kaldu itu memberi rasa gurih pada nasi hangat yang disajikan.

Modal coba-coba

Warung Sekol Duck pada tahun 1986 masih berupa warung kaki lima yang mangkal di Jalan Letjen Suprapto. Warung bebek saat itu bisa dibilang masih langka. ”Agak sulit mengenalkan bebek ke warga Malang. Mereka terbiasa dengan ayam, lunak dan tidak amis,” kata Soekadi yang saat itu masih aktif jadi pegawai negeri sipil.

Namun, Soekadi nekat. Menurut dia, belum populernya bebek justru menjadi peluang pasar. Sebelum membuka warung, Soekadi coba-coba membuat resep sendiri. Soekadi dan sang istri, Soeparmi (54), terjun ke pasar untuk memilih bahan baku. Awalnya ia membeli bebek dalam bentuk potongan, tetapi ternyata daging yang ia olah tak bisa empuk meski sudah dimasak lama. Ia lantas membeli bebek hidup dan disembelih sendiri. Daging hasil olahan pun jadi lumayan empuk.

Untuk memopulerkan bebeknya, Soekadi memakai jurus trik getok tular atau promosi dari mulut ke mulut. Saat pertama kali warung dibuka, ia mengundang rekan-rekan kerja untuk makan malam gratis di warungnya yang masih berupa kaki lima. ”Dari situlah warung saya lama-kelamaan ramai. Teman-teman mulai suka bebek goreng karena ternyata lebih gurih dan dagingnya bisa empuk dan tidak amis. Nama Sekol Duck pun menyebar,” ujar pensiunan PNS itu.

Bukan itu saja, jika dulu warung hanya buka setelah maghrib, mulai Februari nanti bebek goreng bisa dinikmati sejak pagi. Kini warung Sekol Duck masih berupa kios kecil, sederhana, tetapi bersih dan rapi. Soekadi juga masih membatasi jumlah bebek yang ia masak, yakni rata-rata 20 ekor bebek. Di luar jumlah itu, Soekadi mengaku akan repot sekali.

”Karena proses yang paling memakan waktu adalah proses pemotongan bebek, harus benar-benar bersih dari bulu,” kata Soekadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com