Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemilau Senja di Pulau Saronde

Kompas.com - 09/02/2012, 11:08 WIB

Oleh: Aris Prasetyo

BELUM lengkap berkunjung ke Gorontalo jika tidak singgah ke Pulau Saronde, sebuah pulau kecil di Laut Sulawesi, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara. Di pulau seluas dua hektar itu, Anda disuguhi pesona pantai berpasir putih dengan laut yang jernih serta keelokan matahari terbenam. Di sana pula pengunjung dibolehkan berkemah di alam terbuka.

Tidak sukar menuju ke Saronde. Dari Kota Gorontalo, perjalanan ditempuh dengan mobil selama 2,5 jam menuju ke arah timur, persisnya ke Pelabuhan Kwandang, Gorontalo Utara. Selanjutnya, melalui laut menggunakan perahu ketinting dengan tarif Rp 20.000 per orang untuk pergi-pulang ke Saronde. Perjalanan lewat laut ini hanya memakan waktu 45 menit.

Dalam perjalanan laut, para pengunjung akan melewati Pulau Ponelo, sebuah pulau yang dihuni sekitar 500 keluarga. Pulau ini pernah menjadi proyek percontohan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2004. Di sekitar Pulau Saronde, tampak juga gugusan pulau yang luasnya tak jauh berbeda dengan luas Saronde. Pulau-pulau itu adalah Lampu, Bogisa, Mohinggito, dan Otilade.

Setiba di Saronde, pengunjung akan disambut Yamin Karim (45), petugas dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara. Sehari-hari, Yamin selalu berjaga sekaligus mengelola Saronde sejak pukul 07.00 Wita hingga matahari terbenam. Jika ada tamu menginap di Saronde, Yamin bersama istrinya, Husna Patamani (46), turut berjaga di Saronde melayani segala keperluan tamu.

Sebagian kontur Pulau Saronde berupa hutan dengan aneka macam pepohonan. Sisanya berupa tanah datar yang menjadi area wisata. Di lahan itu berdiri dua cottage berbentuk panggung berdinding kayu serta bangunan yang menjadi tempat tinggal petugas penjaga. Selain itu, ada pula bangunan serba guna berbentuk aula serta tiga buah saung yang letaknya berpencar di tepi pantai.

Dua pilihan

Dengan kondisi seperti itu, ada dua pilihan bagi wisatawan untuk menginap di Saronde. Yang pertama adalah menyewa cottage dengan tarif Rp 150.000 per malam atau membawa tenda sebagai pilihan berwisata di alam terbuka. Keuntungan membawa tenda adalah tamu tidak dipungut biaya apa pun, termasuk tarif ”masuk” ke Pulau Saronde.

Dua cottage di Saronde yang berbentuk panggung bisa dihuni masing-masing empat orang. Di dalam cottage tersedia tempat tidur dan kamar mandi. Harga sewanya pun murah, hanya Rp 150.000 per malam.

Untuk urusan makan, tersedia dua pilihan di Pulau Saronde. Pengunjung membawa makanan sendiri atau diserahkan kepada Yamin Karim dan istrinya, Husna Patamani, yang jadi penanggung jawab Saronde.

Jika dipasrahkan pada pengelola Saronde, pengunjung cukup memberikan uang sesuai kebutuhan untuk makan selama menginap di sana. Menunya sederhana, tetapi sangat nikmat, yakni nasi, ikan bakar, dan dabu-dabu, sambal khas Gorontalo. Menikmati ikan bakar dengan nasi putih panas plus dabu-dabu di pantai Saronde adalah kenikmatan tiada tara. Soal ketersediaan air di pulau kecil itu, pengunjung tak perlu khawatir. Di Saronde ada sumur air tawar yang tidak pernah habis mengalirkan air sepanjang tahun.

Kicauan burung

Selain berenang di laut atau memancing, pengunjung dapat bisa menikmati pemandangan indah saat matahari tenggelam dari Saronde. Semburan cahaya keemasan yang dipantulkan di permukaan laut memesona siapa pun yang memandangnya. Bagi penggemar fotografi, peristiwa semacam itu tentu tidak akan dilewatkan.

Pengunjung juga bisa menikmati kenyamanan berenang di laut Saronde. Ombaknya yang tenang dan pasir putih di pantai cukup memuaskan bagi penikmat berenang di laut. Angin semilir khas pesisir semakin menambah kenikmatan berlibur di pulau itu. Riuh kicau burung di hutan kecil Saronde turut membuat gembira suasana.

”Pengunjung ke Pulau Saronde biasanya ramai di hari Sabtu-Minggu atau libur nasional, terutama di bulan Mei hingga Agustus. Di bulan itu, ombak di Saronde kecil sehingga cocok untuk bersantai di pantai atau mandi di laut,” ujar Yamin saat ditemui pada awal Januari lalu.

Laut di sekitar Saronde juga cukup menjadi surga bagi penggemar memancing. Berbagai jenis ikan tidak terlalu sulit ditangkap dengan pancing sambil berperahu ketinting. Ikan yang bisa dipancing di sekitar kawasan perairan Saronde adalah ikan ruma, batu, atau jika beruntung bisa mendapatkan tuna.

Soal kondisi wisata di Saronde, Yamin mengaku, potensi pulau itu sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata yang lebih baik. Hanya saja, perlu kesungguhan dari pemerintah daerah termasuk kemungkinan perlunya menjalin kerja sama dengan pihak swasta. Sejauh ini, sudah tiga investor yang ingin mengembangkan obyek wisata di Saronde. Namun, hingga kini belum ada kelanjutan dari minat para investor tersebut.

”Dari tahun ke tahun, pengunjung ke Saronde meningkat. Tahun lalu, jumlah tamu di Saronde mencapai 2.327 orang, di mana 26 orang di antaranya adalah wisatawan asing,” kata Yamin.

Agenda rutin

Saronde juga memiliki kalender wisata rutin setiap tahun. Di pulau inilah dilakukan pemilihan Putri Pariwisata Gorontalo sejak tahun 2007. Adanya agenda rutin setiap tahun itu dapat menjadi batu loncatan untuk lebih mengenalkan Saronde ke luar Provinsi Gorontalo.

Pengamat wisata Gorontalo, Toti Lamusu, mengatakan, kelebihan Saronde terletak pada kondisi alamnya. Sebagian pulau yang masih berupa hutan menjadi tawaran wisata menarik yang bisa dikembangkan menjadi wisata berbasis petualangan di alam terbuka di Saronde. Penginapan di Saronde pun tidak harus berbentuk cottage, tetapi juga tenda atau gubuk sederhana yang bersih.

”Jangan lagi dibangun cottage seperti penginapan pada umumnya. Sebaliknya, perlu dibangun penginapan bernuansa petualangan di alam. Jika itu diwujudkan, saya percaya hal tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri dari Saronde,” ucap Toti.

Masukan juga datang dari aktivis lingkungan Gorontalo, M Djufryhard. Menurut dia, ada ancaman serius pada Pulau Saronde, yakni abrasi yang kian tahun terus mengikis habis pantai Saronde. Abrasi disebabkan pencurian pasir dan material batu di sekitar pulau, pengeboman terumbu karang, serta pembabatan hutan mangrove.

”Sayang sekali jika di Saronde tidak diperhatikan bagaimana mencegah abrasi. Sebab, dalam 20 tahun terakhir saja, Saronde telah kehilangan 30-an meter pantai dari daratannya akibat abrasi,” kata Djufryhard.

Bagaimanapun, Saronde dapat menjadi alternatif tujuan wisata di Gorontalo, terutama bagi penggemar wisata alam terbuka. Pesona matahari tenggelamnya sambil menikmati ikan bakar akan menggoda siapa saja untuk kembali. Namun, potensi ini takkan bisa berkembang jika tanpa melibatkan swasta. Kesungguhan pemerintah diuji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com