Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lava Tour", Siasat Mereka yang Liat

Kompas.com - 25/02/2012, 11:00 WIB

Konsep yang dikembangkan sederhana. Berawal dari kebiasaan ibu-ibu yang membuat dapur umum di pengungsian, mereka kemudian berjualan makanan di bekas permukiman yang tertutup material vulkanik. Didirikanlah pondok-pondok bambu, bernama warung Kinah. Para pengunjung atau wisatawan dapat menikmati makanan di situ dengan latar belakang pemandangan Merapi. Minuman khas warga Kinahrejo, wedhang gedhang—minuman dari bahan buah pisang—pun turut melengkapi jamuan warung Kinah.

Karena disebut napak tilas, warga setempat juga menawarkan paket perjalanan menelusuri kehidupan sehari-hari Dusun Kinahrejo sebelum erupsi Merapi 2010. Sambil ditemani seorang pemandu, pengunjung bisa berkeliling di Dusun Kinahrejo dengan berjalan kaki, naik mobil jip, atau mengendarai motor trail.

Satu lokasi yang banyak dituju para wisatawan adalah bekas kediaman Mbah Maridjan. Di atas bekas rumah juru kunci Merapi itu kini dibangun gubuk kecil beratapkan genteng, sekadar untuk memberi tanda bahwa dulu Mbah Maridjan tinggal di situ.

Di sebelah kanan bekas rumah Mbah Maridjan juga tampak bekas bangunan masjid tempat dia berdoa sebelum detik-detik kematian menjemputnya. Foto-foto Mbah Maridjan serta kondisi rumahnya sebelum dan sesudah erupsi ditampilkan di sana sehingga pengunjung bisa membayangkan bagaimana kisah awan panas tiba-tiba menyapu segalanya.

Di sisi timur Kinahrejo, pengunjung juga diajak menuju pondok kenang-kenangan. Di tempat ini, wisatawan bisa menyaksikan perkakas sisa-sisa erupsi serta berbagai macam suvenir, seperti kaus, payung, buku, foto, dan stiker. Piring-piring yang selamat dari terjangan awan panas berwarna coklat gosong turut menjadi suvenir yang ditawarkan kepada pengunjung. Semua pemasukan dari warung, jasa transportasi, hingga suvenir digunakan untuk keperluan bersama. ”Kami berharap hasil itu untuk mengembangkan usaha baru,” kata Ketua Paguyuban Warga Kinahrejo, Badiman.

Bersama para relawan dari berbagai penjuru, warga Kinahrejo juga bergotong royong menanam ribuan bibit pohon di lereng Merapi. Daerah itu dulu bahkan ditumbuhi pohon kina.

Dari ongkos ojek Rp 20.000 per penumpang, misalnya, ditarik iuran kas Paguyuban Kinahrejo Rp 5.000. Setiap warung yang sedang buka ditarik iuran harian Rp 1.000. Sementara itu, motor trail ditarik iuran Rp 10.000 per satu kali penyewaan. ”Uang kas itu dipakai untuk membiayai kegiatan bersama warga,” kata Badiman.

Uang kas yang sama itu pula yang akhirnya membuat warga Kinahrejo mampu membeli tanah di Karangkendal, 3 kilometer di selatan Kinahrejo, untuk menjadi relokasi seluruh warga Kinahrejo. Relokasi mandiri warga Kinahrejo itulah yang membangun posisi tawar warga untuk menolak rencana pemerintah mengambil alih tanah warga menjadi tanah negara.

Tidak semua warga sembilan dusun yang hancur karena letusan Merapi 2010 mendapatkan manfaat langsung dari lava tour. Warga Dusun Petung, Kamto (35), misalnya, tak cukup beruntung memiliki modal untuk membuka warung atau mengkredit motor trail. Juga tidak ada paguyuban warga Petung yang mampu mengelola peluang wisata ala lava tour.

Namun, pesona lava tour dan relokasi mandiri Kinahrejo yang membuat pemerintah urung mengambil alih tanah warga sembilan dusun, termasuk Petung, memberikan harapan bagi Kamto. ”Saya sudah kehilangan segalanya, rumah, 12 sapi, semuanya. Saya sudah pasrah, ikhlas. Kini saatnya menata lagi hidup,” ujar Kamto yang setiap hari menggarap kebunnya yang ia tanami sengon, akasia, juga buah-buahan. (Agung Setyahadi/Indira Permanasari/Ahmad Arif)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Travel Update
    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Travel Update
    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com