Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Raya Berdenting di Bell Tower di Perth

Kompas.com - 09/03/2012, 00:40 WIB
Irene Sarwindaningrum

Penulis

Uniknya, lonceng-lonceng berdiameter lebih dari satu meter itu dibunyikan oleh para relawan yang terdiri dari masyarakat umum. Pengelola Bell Tower memberi kesempatan pada warga yang berminat untuk ikut memainkannya.

Lonceng dibunyikan dengan menarik tali tambang yang terjulur satu lantai di bawah lonceng-lonceng itu diletakkan. Tentunya dibutuhkan keahlian untuk membunyikan lonceng-lonceng raksasa tersebut sesuai irama. salah-salah, justru tangan ikut tertarik bersama tali atau tali terlepas dari genggaman sebelum waktunya. Atau, justru merusak irama. "Bagi yang belum bisa tapi ingin bermain, bisa belajar dulu di sini," kata Sylvia.

Hidupnya museum-museum di Perth

Dengan membunyikannya dan melibatkan masyarakat seperti ini, museum lonceng Bell Tower menjadi bagian yang "hidup" bagi masyarakat Perth. Museum lonceng bukan sekadar bangunan tempat lonceng-lonceng tua disimpan, namun juga mengisi kehidupan masyarakat pusat kota Perth dengan irama.

Berbagai kegiatan maupun sajian menarik yang dilakukan di museum-museum di Perth ibarat membawa kehidupan pada benda-benda tua yang tersimpan di dalamnya. Di bagian lain di Kota Perth, terdapat museum emas yang disebut Perth Mint Museum. Di sana, pengunjung dapat menikmati cerita dan sejarah pertambangan emas di Western Australia yang memulai era peradaban baru di kawasan itu.

Disajikan dengan berbagai alat peraga dan dibumbui kisah-kisah menarik, tur itu membawa pengunjung ke abad ke-19 di mana semua itu dimulai. Puluhan pengunjung yang hadir seolah terhanyut dalam kisah-kisah sedih maupun kisah-kisah jenaka yang dibawakan sang pemandu dengan gaya teatrikalnya.

Tur yang berlangsung setiap pukul 10.00-15.00 waktu setempat itu mempunyai atraksi utama melelehkan dua kilogram gumpalan emas menjadi emas batangan di suhu ratusan derajat celcius dengan menggunakan tungku dan alat-alat manual.

Ini berbeda dengan proses peleburan emas sekarang yang telah menggunakan alat-alat otomatis dan canggih. Museum itu juga menggunakan emas asli seberat lebih dari satu kilogram dalam atraksi itu.

Perth Mint Museum menggunakan gedung orisinil pabrik emas pertama di Perth yang mulai beroperasi tahun 1899. Di situ dipamerkan berbagai emas dari bentuk gumpalan, kerajinan ukir, koin, dan batangan dari berbagai negara termasuk dari Indonesia. Pemandu yang jenaka dengan keahlian teatrikal membuat tur di dalam gedung tua namun masih terawat baik itu menjadi demikian menarik.

Museum-museum Kota Perth mungkin belum sepopuler museum seni Louvre di Paris. Kendati demikian, museum-museum itu menjadi begitu menarik dan hidup dengan berbagai sajiannya. Bayangan tentang berbagai museum yang suram dan membosankan di negeri sendiri terhapus dari ingatan. (Irene Sarwindaningrum dari Perth, Australia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com