Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2012, 12:39 WIB

Tak perlu tenaga ekstra karena rute tersebut relatif datar dengan sedikit jalan mendaki dan menurun. Beberapa kali kecil berair bening yang memotong lintasan menjadi hiburan tersendiri.

Dalam segarnya udara rimba yang beraroma dedaunan kering dan tanah humus, para pelancong bisa menikmati rimbunnya aneka pohon berusia hingga sekitar 200 tahun. Ada pohon-pohon rasamala yang tinggi menjulang hingga 50 meter. Batangnya yang abu-abu kemerahan berdiameter sekitar 1,5 meter dengan balutan lumut dan sulur liana si pendompleng.

Tak kalah megah, pohon puspa dengan kulit batangnya yang hitam keabu-abuan dan kasar, juga menjulang menembus kanopi hutan. Seperti rasamala, pohon puspa juga mampu tumbuh hingga 50 meter. Di jalan setapak itu pula kerap dijumpai rontokan buah ki somang yang berwarna hijau mirip rambutan dan pecahan kulit buah kokosan monyet yang menyampah di tanah setelah isinya habis dilumat primata.

Jika hari cerah, dapatlah kita berharap melihat atau sekadar mendengar pekik suara owa jawa yang dalam bak terompet tenor atau cekikikan lutung dan surili. Tak ada keindahan yang bisa menandingi konser suara satwa pemanjat pohon itu saat berpadu dengan kicauan aneka burung srigunting yang panjang melengking, gerutuan tekukur hutan, decitan burung kedasih, dan kicau beranjangan.

TNGHS memang kaya akan jenis burung liar. Menurut Odi Suradi, petugas stasiun riset yang juga warga Citalahab Sentral, ada setidaknya 270 jenis burung di taman nasional itu. Oleh karena itu, hutan Gunung Halimun di kawasan Cikaniki-Citalahab merupakan tempat favorit bagi wisatawan lokal dan asing, pehobi pengamatan burung.

TNGHS juga menjadi rumah berbagai jenis mamalia, seperti muntjak, kancil, babi hutan, dengan predator puncak macan tutul dan saudara sedarahnya, macan kumbang yang hitam. ”Tetapi macan tutul itu pemalu. Selalu menghindari manusia,” ujar Ade Suryadi, warga Citalahab Sentral yang juga pemandu wisata profesional.

Tiba di tujuan akhir, stasiun riset, atraksi wisata rimba tak selesai begitu saja. Menuruni lereng sejauh 200 meter dari tepi jalan batu tak jauh dari bangunan itu, para pelancong akan menjumpai air terjun kecil, Curug Macan, yang airnya mencurah ke Sungai Cikidang.

Di sungai itulah wisatawan dapat mandi dan menikmati dinginnya aliran air pegunungan membasuh kulit. Curug Macan hanyalah satu dari sekian banyak air terjun di tengah hutan dalam rentang jarak jelajah dari Cikaniki atau Citalahab. Ada air terjun Cikudapaeh yang tingginya 7 meter atau Curug Piit yang tingginya 25 meter. Namun, jaraknya lebih jauh dan harus ditempuh tiga hingga empat jam dari Cikaniki atau Citalahab. Dari kedua titik itu pula wisatawan dapat menyusuri hutan selama tiga setengah hingga lima jam sampai ke puncak Gunung Kendeng.

Stasiun Riset Cikaniki sendiri menyimpan keajaiban malam. Saat gelap malam mengunci alam, konser hutan dimainkan oleh suara jangkrik dan tonggeret. Adakalanya kodok serasah yang lebih besar dari telapak tangan orang dewasa terlihat di antara dedaunan, melintasi jalur setapak.

Namun, suguhan paling istimewa dapat ditemui di dalam hutan tak jauh di belakang Stasiun Riset Cikaniki. Di sana, wisatawan dapat menikmati pendaran jamur lumang putih. Jamur berukuran hanya beberapa milimeter yang hidup berkerumun di batang pohon mati dan daun kering itu memancarkan cahaya hijau dalam pekatnya gelap malam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com