Esok harinya, Minggu (22/4/2012), pemanjatan kembali dilanjutkan. Menggunakan sistem pemanjatan alpine, tim "Kartini" berhasil mencapai puncak tebing Citatah 125.
"Ini adalah pemanjatan tebing tinggi (big wall) pertama kami sebagai tim perempuan. Biasanya, kami hanya naik gunung dan pemanjatan ini merupakan bukti, bahwa kita dapat melakukan penghayatan terhadap semangat Kartini dengan cara berbeda, yaitu panjat tebing. Semangat Kartini, semangat menuju puncak," ucap Kartika Dwiana, yang menjadi penanggung jawab teknis pemanjatan.
Ia mengatakan, panjat tebing bagi pemula seperti dia dan ketiga rekannya ini adalah salah satu kegiatan alam terbuka yang dapat dikatakan aman, tetapi menjadi sangat berbahaya apabila seseorang melakukannya tanpa mengenal risikonya. Untuk meminimalisir risiko itulah, bekal latihan fisik dan teknis pemanjatan wajib dipersiapkan dengan baik.
"Di awal pemanjatan kami harus melewati chimney (celah lebar) dari pitch (terminal pemanjatan) 1 menuju pitch 2. Memang, bagian ini tidak sulit buat pemula seperti kami. Tapi, karena pengamannya satu, yaitu cuma sebuah hanger (pengaman tetap), jika tidak pintar-pintar menyelipkan pengaman lagi pasti jatuhnya cukup berisiko." tutur Kartika.
Tantangan belum selesai. Menuju pitch 3, tim kembali diuji satu kesulitan. Sebuah overhang (dinding menggantung) menghadang pemanjatan.
"Walau jaraknya pendek, rata-rata kami mengalami kesulitan. Tapi, perlahan dan sabar kami bisa melewatinya," ucapnya.
Kartika menuturkan, minimnya pengetahuan teknik dan keamanan alat dalam melakukan pemanjatan dapat menyebabkan pemanjat mengalami kecelakaan fatal di tebing besar dengan ketinggian ratusan meter. Di Tebing Citatah 125, tepat di Hari Kartini, ia dan ketiga rekannya membuktikan, bahwa semangat berlatih dan kemauan keras bisa menyukseskan pemanjatan perdananya dengan baik.
"Ini untuk memotivasi kami untuk terus bergiat dan menembus batas-batas yang sebelumnya kami anggap mustahil," ujarnya. (Maryati Dimursi/Mapala UI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.