Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menapaki Surga Kiwi di Selandia Baru...

Kompas.com - 04/05/2012, 13:33 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Dia mengatakan, ZESPRI sangat serius dalam melakukan pengembangan komoditas ini. Salah satu buktinya adalah, pengucuran investasi lebih dari 5 juta dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 38 miliar per tahun, untuk mengembangkan varietas kiwi baru.

Bekerja sama dengan para petani, ZESPRI juga menggandeng perusahaan riset, pemerintah, dan universitas untuk terus melakukan pengembangan tersebut. Selain pengembangan varietas, riset ini juga menjadi bagian dalam penentuan waktu panen, penyeleksian, dan proses pengiriman buah sehingga setiap buah dipastikan sampai ke tangan konsumen dalam kondisi prima.

Namun, sebagaimana perjuangan para petani pada umumnya, hama pun mengancam pertumbuhan dan perkembangan kiwi. Hama yang menyebar melalui udara tergolong sulit untuk diatasi. Tak jarang, pohon-pohon kiwi gold mati sebelum dipanen. "Melalui riset, kini kami mengembangkan varietas kiwi gold baru yang lebih tahan terhadap hama. Dalam satu atau dua tahun kami optimistis akan kembali pada jumlah produksi semula," kata Limmer.

Sejalan dengan upaya itu, pemerintah setempat memberikan dukungan kepada para petani dengan menyalurkan pinjaman berbunga rendah. "Bagi kami, para penanam harus mempunyai keberanian untuk menanam varietas kiwi baru, karena modalnya tidak sedikit. Mencoba varietas baru berarti mengurangi pendapatan. Karenanya, perlu ada dukungan bank," papar Limmer.

Masalah lain yang dihadapi para penanam kiwi saat ini adalah masalah regenerasi. Marion misalnya, ketiga anaknya tidak ada yang berminat untuk meneruskan pengelolaan kebun kiwi miliknya. Salah satu anaknya adalah profesor di sebuah universitas di Selandia Baru. "Mungkin dalam beberapa tahun mendatang kebun kiwi kami akan dijual karena kami merasa sudah tua untuk kegiatan pertanian," katanya.

Begitulah, di balik setiap buah kiwi yang kita santap, tersimpan cerita panjang mengenai kerja keras para penanam hingga riset yang mendalam, termasuk komitmen dan dukungan pemerintahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com