Lalu berapa umur Kampung Naga? Tak ada yang tahu pasti. Kampung ini diperkirakan berusia sudah beratus-ratusan tahun. Namun, tradisi begitu kental terjaga. Sampai saat ini, Kampung Naga tak dialiri listrik. Bukan karena tak mendapat jatah dari PLN, tetapi sengaja tak mau dialiri listrik.
Pengunjung yang datang juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan beberapa kerajinan tangan dari bambu dan batok kelapa, seperti angklung, camping, sampai aneka wadah. Jangan lupa membeli hasil karya masyarakat setempat.
Di bagian depan saat akan masuk ke Kampung Naga, terdapat kolam ikan.
Uniknya, pengunjung dapat mencoba terapi ikan di kolam ikan tersebut atau sekedar memberi makan pada ikan-ikan. Di tengah kolam ikan terdapat saung yang berisi lesung dan alu. Ya, masyarakat setempat masih menggunakan cara tradisional untuk menumpuk padi.
Pengunjung pun dapat melihat langsung proses menumbuk padi dengan lesung dan alu. Atau, coba sendiri sensasi menumbuk padi dengan cara tradisional. Buktikan sejauh mana kekuatan Anda. Jangan lewatkan pula kesempatan membeli beras di Kampung Naga. Tentu saja beras yang dihasilkan adalah beras organik.
Akses
Sangat mudah mencapai lokasi Kampung Naga. Dari Jakarta, lebih mudah dicapai melalui Garut. Walaupun Kampung Naga secara administratif berada di Tasikmalaya. Jika menggunakan transportasi umum, dari Jakarta bisa naik bus jurusan Singaparna. Di terminal Kampung Rambutan, pilihan bus adalah bus Karunia Bakti.
Dari pusat kota Garut, perjalanan darat ditempuh sekitar satu jam melewati jalan berkelok dan menanjak khas pegunungan. Arahkan perjalanan menuju Singaparna. Lalu turun di jalan raya yang menghubungkan Garut dan Tasikmalaya. Cukup bilang ke supir untuk diturunkan di Kampung Naga.
Di area parkir, warung-warung menyambut pengunjung. Sebagai penanda, Tugu Kujang gagah berdiri. Ini bukan sembarang tugu. Tugu setinggi sekitar tiga meter itu memang benar-benar sebuah kujang atau senjata khas masyarakat Sunda yang raksasa.
Tak sekedar sebagai warisan budaya Sunda, Kujang tersebut terbuat dari hasil leburan senjata-senjata pusaka dari 900 kerajaan nusantara. Aki Entang menuturkan perlu sekitar 40 hari untuk membuat kujang raksasa tersebut.
Dari area parkir inilah baru pengunjung harus berjalan kaki melalui tangga berbatu yang menurun ke Kampung Naga. Jalan kaki sekitar 20 menit. Bila lelah, Anda bisa mampir untuk minum kelapa muda atau makan gorengan di warung-warung yang terdapat di tepi tangga batu. Kelar melepas dahaga, lanjutkan perjalanan menikmati panorama sawah dan kemagisan Kampung Naga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.