Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Perjuangan yang Tak Terawat

Kompas.com - 05/06/2012, 11:45 WIB

Oleh Korano Nicolash LMS

Boven Digoel atau Digoel Atas yang kini terletak di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, menjadi tempat pembuangan yang mengerikan. Sedikitnya dua tokoh pejuang bangsa yang sempat diasingkan ke sana ialah Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta.

Tempat pengasingan yang dibangun Belanda dan kemudian digunakan secara resmi mulai 10 Desember 1926 tersebut terdiri atas empat bagian. Bagian pertama disebut Penjara Tana Tinggi.

”Penjara Tana Tinggi itu saat ini terletak di Distrik Kou. Posisi penjara yang berbentuk goa tersebut persis di pinggir Sungai Digoel yang dulunya masih banyak dihuni buaya,” kata Adrianus Moromon, sarjana sejarah Universitas Cenderawasih, Papua, yang penelitian akhirnya mengenai Boven Digoel.

Persis di tepi Sungai Digoel dibuat pintu terali besi yang bisa dibuka setiap saat. ”Dengan begitu, bila ada tahanan yang sudah dianggap tidak bisa dikendalikan, tinggal dimasukkan ke penjara tersebut agar berhadapan langsung dengan pemangsa alam Sungai Digoel itu,” tutur Andi, begitu panggilan akrab Adrianus Moromon.

Itu sebabnya hampir sebagian besar dari 42 pejuang perintis kemerdekaan yang dimakamkan di Makam Pahlawan Perintis Kemerdekaan Boven Digoel itu tidak lagi utuh tubuhnya.

”Ada yang hanya jari-jari tangan atau telapak kaki saja. Ada juga yang kepala saja. Pemakamannya pun seadanya saja. Itu sebabnya, kalau dilihat sekarang, sudah jauh berbeda. Dulu letak makamnya masih berantakan, baru kemudian ditata sebagaimana layaknya makam pahlawan lainnya,” kata Andi.

Namun, penjara Tana Tinggi yang lebih mudah ditempuh dari Tana Mera, Ibu Kota Kabupaten Boven Digoel, sekitar empat jam menggunakan perahu jonson, pintu terali besinya sudah mulai tak terawat.

Panjang goa yang terletak di wilayah tanah adat suku Wambon atau biasa disebut suku Mandobo itu pun mulai berkurang akibat abrasi Sungai Digoel selama hampir 86 tahun ini.

Tak berbekas

Bagian kedua dari tempat pembuangan Boven Digoel ini ialah permukiman terbatas yang disebut Petak. Ada Petak 1 hingga Petak 10. Semua petak terletak di kawasan Kampung Sokanggo yang hanya sepelemparan batu dari Tana Mera.

Sesuai nomornya, Petak 1 hingga Petak 2 letaknya lebih dekat dengan Tana Mera, tempat di mana perangkat Pemerintah Hindia Belanda dan polisi bermukim. ”Yang dekat-dekat itu biasanya menjadi tempat tahanan mereka yang kooperatif dengan Belanda,” kata Andi.

Petak yang makin jauh dari Tana Mera penghuninya semakin tidak kooperatif. Hingga sampai Tana Tinggi, yang menjadi tempat pembuangan mereka ialah yang benar-benar membangkang terhadap Belanda.

Namun, jangan dibayangkan seperti permukiman umumnya. Sebagai tempat pembuangan dan pengasingan, semua tempat yang dijadikan penjara sama sekali tidak berlantai dan beratap. ”Jadi, kalau mau permukimannya beratap, ya, usaha sendiri,” tambah Thimoteus Anuk, staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boven Digoel.

”Bung Hatta menempati salah satu hunian di Petak 6 yang juga masih berada di kawasan Kampung Sokanggo, Distrik Mandobo. Hanya memang bangunan tempat tinggalnya pada 1935 hingga 1936 tersebut kini sudah tak berbekas,” kata Andi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com