Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Tetap Tertekan

Kompas.com - 11/06/2012, 04:56 WIB

Jakarta, Kompas - Perekonomian global tetap akan memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek. Investor dan pelaku pasar diimbau untuk menerapkan manajemen risiko yang baik. Di sisi lain, pemerintah dan Bank Indonesia selaku regulator di pasar keuangan diminta cermat dan dapat meyakinkan semua pihak bahwa pasar keuangan nasional semakin efisien dan likuid.

Pekan lalu rupiah bergerak flat pada kisaran Rp 9.280-Rp 9.485 per dollar AS. Ketatnya pengawalan Bank Indonesia terhadap rupiah memang menyebabkan rupiah tidak terlalu berfluktuatif, tetapi cenderung memangkas cadangan devisa nasional hingga ke level 111,53 miliar dollar AS.

Di pasar modal, penjualan bersih (net sell) investor asing di pasar saham domestik sejak awal Mei mencapai Rp 9,16 triliun berdasarkan data Bloomberg. Nilai penjualan bersih di awal Juni sendiri tercatat sekitar Rp 1,4 triliun per 6 Juni 2012. Jika ditarik sejak awal tahun (year to date), investor asing tinggal membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 2,4 triliun. Saham-saham sektor pertambangan paling jeblok harganya dengan penurunan mencapai 22,59 persen, disusul aneka industri yang turun 7,88 persen.

Selain menjual saham-saham yang dikuasainya, investor asing juga mengurangi kepemilikan di obligasi pemerintah dari posisi Rp 224,5 triliun menjadi Rp 223,05 triliun per 5 Juni. Kondisi ekspor impor nasional pun terus menurun seiring memburuknya perekonomian global. Bahkan data neraca perdagangan Indonesia pun anjlok hingga mengalami defisit senilai 641 juta dollar AS.

Analis BNI Treasury, Klara Pramesti, menyatakan, kuatnya sentimen negatif Eropa ikut berperan dalam melemahkan rupiah. Level nondelivery forward (NDF) rupiah di pasar offshore sempat berada di level tingginya di 9.580.

Status Yunani yang masih belum jelas membuat mata uang dengan risiko tinggi kehilangan arah. Hal ini juga diperparah oleh kondisi kesehatan fiskal Spanyol dan sistem perbankannya, meskipun ditengarai zona euro terus berjuang mempertahankan Yunani untuk tetap berada di kawasannya.

”Pemilu Yunani yang semakin dekat berpeluang menahan aksi appetite pasar hingga ikut melemahkan rupiah. Tekanan rupiah pun berpotensi semakin dalam apabila data ekonomi AS menunjukkan perbaikan hingga menguatkan dollar AS,” kata Klara di Jakarta, Minggu (10/6).

Rencana lelang penjualan surat berharga syariah negara dengan target indikasi sebesar Rp 1 triliun dinilai Klara berpeluang menghambat depresiasi rupiah. Pelaku pasar juga menantikan realisasi penerbitan fasilitas term deposit valas hingga diharapkan mampu mengurangi pelemahan rupiah.

Dukungan pemerintah kepada kondisi perekonomian nasional terus dilakukan melalui penciptaan stabilitas moneter yang memunculkan indikasi bertahannya rupiah. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com