Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersantai di Kursi Kesayangan Jenderal MacArthur

Kompas.com - 30/06/2012, 07:01 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Perjalanan menuju MacArthur Memorial atau Tugu MacArthur terkesan mencekam. Ya, untuk menuju ke situs bersejarah tersebut, pengunjung harus masuk ke kawasan Resimen Induk Kodam (Rindam) XVIII Trikora.

Lepas dari Jayapura, Papua, mobil bergerak ke arah Ifar Gunung melewati Danau Sentani. Sepanjang perjalanan melewati jalan aspal yang mulus, panorama Danau Sentani sangat memanjakan mata. Plus, gugusan pegunungan Cyclops kehijauan.

Mobil pun terus melaju ke kawasan pegunungan yang berada di ketinggian 325 meter di atas permukaan laut. Di atasnya sudah menunggu tugu MacArthur. Karena terkenal sebagai lokasi tugu MacArthur, penduduk lokal sering menyebutnya sebagai Bukit Makatur.

Jalanan semakin berkelok saat menaiki bukit. Buka jendela mobil dan udara yang sejuk khas pegunungan menyeruak dan menyegarkan. Namun, saat memasuki kawasan Rindam XVIII Trikora, pengunjung harus izin terlebih dahulu di pos penjagaan yang berada di pintu masuk.

Kesan menyeramkan seketika sirna, saat petugas berseragam militer dengan ramah meminta kartu identitas dan kemudian mempersilahkan masuk. Tentu saja, jangan lupa, kaca mobil untuk terus diturunkan selama berada di kawasan ini.

Masuk ke dalam, nuansa militer semakin terasa kuat. Saat mobil melaju menuju tugu, para prajurit TNI tampak sedang berlatih. Wajah-wajah khas Nusantara memenuhi kawasan tersebut. Namun, siapa sangka, lebih dari setengah abad lalu, tempat itu dipenuhi tentara-tentara berkulit putih.

Markas Sekutu

Akhirnya, setelah perjalanan satu jam setengah dari Kota Jayapura, sampai juga di tugu MacArthur. Sebuah tulisan tertera di tugu tersebut. Dari tulisan inilah, pengunjung dapat mengetahui bahwa sebelumnya lokasi itu adalah markas besar umum pasukan sekutu untuk kawasan pasifik barat daya.

Dulunya, di tempat ini memang ada sebuah bangunan kantor yang luas. Namun, saat ini sudah tidak tersisa dan hanya meninggalkan sebuah tugu. Jika ingin mengetahui seperti apa markas itu dahulu, Anda bisa bertandang ke sebuah rumah kecil tepat di sebelah tugu.

Di dalamnya terdapat foto-foto masa-masa MacArthur datang ke Papua. Salah satunya adalah foto markas yang masih tegak berdiri.

Kisah jenderal Amerika Serikat, Douglas MacArthur, memang selalu menarik diikuti. Apalagi buat penggemar sejarah, wajib melakukan wisata sejarah ke sini. Jenderal yang gemar mengisap tembakau dengan cangklong itu menjadi otak di balik kemenangan Amerika Serikat dan sekutu atas Perang Dunia II di wilayah Pasifik.

Pada 1942, MacArthur terpaksa mundur dari Filipina karena didesak serbuan tentara Jepang,  setelah Jepang membom pangkalan militer Amerika Serikat di Filipina. Kejadian ini hanya beberapa jam setelah Jepang menyerang Pearl Habour di Hawaii.

Saat itulah, MacArthur melontarkan kata-katanya yang kemudian menjadi terkenal itu. "I come through and I shall return".

Kata-kata itu pun menjadi nyata, dan Papua menjadi titik keberhasilannya. Terbukti, dua tahun kemudian MacArthur berhasil mengusir Jepang dari Solomon dan sebagian daerah Papua Nugini.

Ia pun melancarkan rencana merebut Papua dari Jepang. Papua harus direbut sebagai batu loncatan untuk merebut kembali Filipina. Rencana ini berhasil, dan tugu memorial di Bukit Makatur menjadi saksi sejarah itu.

Bertahun-tahun kemudian, markas Jenderal Cangklong itu pun tetap menjadi markas militer. Namun, markas itu telah berubah menjadi markas militer (TNI) Pemerintah Indonesia. Tetapi, walaupun berada di kawasan markas militer, situs ini tetap dikelola oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Papua.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

    Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

    Travel Tips
    Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

    Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

    Travel Update
    Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

    Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

    Travel Update
    Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

    Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

    Jalan Jalan
    Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    Travel Update
    KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

    KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

    Travel Update
    Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

    Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

    Travel Update
    Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

    Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

    Travel Update
    Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

    Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

    Travel Update
    Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

    Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

    Jalan Jalan
    Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

    Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

    Travel Update
    DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

    DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

    Travel Update
    Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

    Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

    Travel Update
    5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

    5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

    Hotel Story
    Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

    Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com