Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayu Lokal Munting Ternyata Bisa Dibudidayakan Pakai Stek

Kompas.com - 22/09/2012, 14:55 WIB
Frans Sarong

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Tegakan pohon benama munting atau muting tergolong jenis kayu sudah sangat langka di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur), Flores, NTT.  Budidayanya ternyata bisa pakai stek. Sejauh ini kalangan penggiat lingkungan terutama mereka yang tertarik melestarikan jenis kayu lokal, mengetahui proses mendapatkan anakan jenis munting hanya melalui persemaian dari bijinya.          

Penemunya adalah Pastor Marsel Agot SVD, penggiat lingkungan di Manggarai Raya, yang kini menetap di Labuan Bajo, kota Kabupaten Manggarai Barat.  "Saya sudah beberapa kali melakukan uji coba pakai stek dan akhirnya berhasil menyemaikan anakan muting hingga siap tanam dan dikembangkan. Temuan itu hanya bermodalkan hobi ditambah semangat senang menghijauan lingkungan sekitar," tuturnya di lokasi kebun penghijauannya di Solohana, Desa Batu Cermin, Labuan Bajo, Sabtu (22/9/2012) siang.          

Lokasi penghijauan seluas 12 ha itu sudah diadati tegakan mahoni dan berbagai jenis kayu lokal seperti kawak, loi, nara, aernana dan lainnya, berusia 10 - 12 tahun atau kurang lebih 10 tahun lagi memasuki usia panen. Selain menjadi sumber kesejukan, penghijauan terbukti telah memunculkan dua sumber air dalam  kawasannya.  Ketersediaan airnya tetap bertahan hingga puncak kemarau.

"Solohana dulu adalah kawasan gersang berbatu batu dan secara jarang ditumbuhi jenis pohon berduri. Ketika harus menghijaukan kawasan ini, kebutuhan air untuk menyiram pada awalnya harus didatangkan dari luar karena di kawasn Solohana tidak memiliki sumber air. Sekarang di kawasan Solohana telah muncul dua sumber air," jelas Pastor Marsel Agot.            

Di Manggarai Raya, jenis kayu munting hingga tahun 1980-an sangat akrab dengan masyarakat terutama di pedesaan. Jenis kayu keras itu biasanya dimanfaatkan untuk lesung atau bahan bangunan kelas atas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com