Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpesona Keindahan Alam di Bali Utara

Kompas.com - 01/10/2012, 10:41 WIB

KOMPAS.com - Adalah Pemuteran, sebuah desa dengan potensi wisata yang menarik dan menyenangkan dalam balutan keindahan alam yang tenang dan alami. Desa Pemuteran terletak di pesisir barat Pulau Bali atau sekitar 55 km arah barat kota Singaraja dan 30 km dari Gilimanuk. Letaknya berada di antara gugusan perbukitan dan hamparan laut sehingga membuat tempat ini begitu indah dan tenang, jauh dari keramaian.

Pantai di Pemuteran adalah salah satu pantai yang banyak dikunjungi wisatawan di kawasan Bali Utara. Pasir berwarna hitam membentang sekitar 6 kilometer dibingkai langit biru dan laut yang jernih dengan kekayaan terumbu karang terjaga dengan baik.

Terumbu karang di kawasan Pantai Pemuteran dapat dinikmati dengan snorkeling tak jauh dari bibir pantai. Pemuteran memiliki area terumbu karang dangkal terluas di Bali yang mudah dinikmati keindahannya mengingat arus lautnya terbilang aman dan tenang.

Hal menarik dari Pemuteran adalah terumbu karang di kawasan ini dipelihara dan dikonservasi secara profesional. Masyarakat lokal di kawasan ini sudah memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya menjaga kekayaan alam di desa mereka.

Terumbu karang yang berada di garis pantai dimana banyak terdapat hotel ditetapkan sebagai kawasan bebas pemancingan dan hanya diperuntukkan bagi kepentingan ekowisata.

Pemuteran juga terkenal sebagai kawasan dengan semangat konservasi laut yang tinggi untuk projek terumbu karang artifisal Biorock terbesar di dunia. Terdapat beberapa yayasan yang bergerak secara aktif dalam usaha pelestarian terumbu karang di kawasan ini termasuk beberapa hotel, dive shops, dan juga masyarakat lokal yang tertanam di bawah laut Pemuteran alat yang dapat merangsang percepatan pertumbuhan terumbu. Ada juga pusat penangkaran penyu di Desa Pemuteran yang cantik dan tenang ini.

Meskipun telah dikembangkan sebagai kawasan wisata, Desa Pemuteran masih terjaga kealamian alam dan masyarakatnya yang hidup dengan cara tradisional. Hal ini dapat dilihat dari peralatan tradisional yang mereka gunakan, seperti perahu dan jaring untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan.

Desa Pemuteran terbilang daerah yang rendah curah hujannya sehingga kurang cocok sebagai lahan pertanian. Oleh karenanya, sebagian besar penduduk memang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan tradisional.

Penggunaan bom dan alat lain yang bersifat merusak saat menangkap ikan sangat dilarang terutama di kawasan Pantai Pemuteran yang berada di depan hotel-hotel. Pihak pengelola hotel, yayasan, dan masyarakat lokal turut aktif dalam usaha pelestarian alam karena menyadari pentingnya menjaga potensi alam bawah laut Pemuteran demi keberlangsungan usaha wisata mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com