Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pancake Belanda Hingga Gaya Kamikaze

Kompas.com - 12/10/2012, 14:14 WIB
Siwi Yunita Cahyaningrum

Penulis

KOMPAS.com- Di sela kesibukannya sebagai pengusaha mebel di Jepara, salah satu peserta Balibike yang digelar Kompas September lalu mencoba menuliskan pengalamannya mengikuti gelaran yang baru pertama kali diselenggarakan itu. Dia adalah Joost van der Post (54), orang Eropa yang tinggal di Jepara.

Tulisan itu sebenarnya hanya sebatas catatan kecil perjalanannya, namun akhirnya Joost bersedia membagikannya untuk pembaca Kompas.com. Berikut ini catatannya:

“Jadi berangkat?” “Oke Boss tapi aku butuh sponsor untuk berangkat ” jawab Ningrum. Senyum Ningrum membuatku tak berkutik untuk ikut mensponsorinya. Akhirnya, kami pun bertekad untuk bersepeda sejauh 292 km di Kompas Bali Bike, pada 14-16 September 2012.

“Ningrum kamu persiapkan semua ya!, aku akan mengurus sepeda-sepedanya,” kata saya pada Ningrum, pegawai sekaligus manajer Goodwood, perusahaan mebel ukir saya di Jepara.

Saya punya Koga Myata keluaran tahun 1980 buatan tangan dari Belanda. Di zaman sekarang, sepeda MTB itu seolah sudah jadi benda antik. Akhirnya, kami pergi ke toko di kota untuk membeli sebuah flat –bar road bike yang cocok untuk tur sepeda ini. Saya memasang ban kecil.

Keputusan ini dikemudian hari tidak kami sesali. Dengan sepeda itu saya jadi lebih percaya diri untuk melibas tantangan bersepeda di Bali. Anakku yang berumur 12 tahun saja pernah mendapatkan urutan kedua mengalahkan orang dewasa lain dalam Bali International Triathlon dengan sepeda berusia 13 tahun.

Beberapa suku cadang sepeda itu seperti gir, bearing, dan ban, tentu saja sudah saya ganti (dan itu ternyata senilai dengan harga sepeda baru). Jika anak saya bisa, tentunya saya pun sanggup apalagi dengan sepeda yang baru.

Jamy, istriku yang asli Prancis, juga ikut bergabung. Kami berlatih setiap pagi sejauh 30 km naik dan turun di seputar Tanah Lot. Pada Sabtu pagi kami menjajal rute menanjak di sebelah barat Ubud sambil mencari kopi hangat. Tidak ketinggalan, saya pun berhenti merokok dan minum alkohol tentunya.

Dua tantangan itu jadi tantangan yang paling berat bagi saya. Di antara kami bertiga, Ningrum, jauh lebih terlatih dan lebih berpengalaman. Sebelumnya, Ningrum, pernah mengajakku bersepeda sejauh 150 km mengelilingi gunung-gunung di Jawa, April lalu.

Sejak saat itu, kondisi fisik saya memang berkembang dengan baik, meski kerap tidak disiplin menjaganya. Akhirnya, kami pun merasa siap menghadapi tantangan Kompas Bali Bike

Astronot gila

Dulu, saya sering menertawai pesepeda dengan perlengkapan mereka yang berlebihan. Ada helm berkamera, GPS, ipod tahan air, alat pemonitor detak jantung, sarung tangan, camelback, dan jersey yang desainnya ramai. Tapi lihat, sekarang saya juga berpenampilan seperti itu, mirip astronot yang berkeliaran di jalanan meski tanpa helm berkamera atau GPS dan alat pemonitor jantung.

Menurut saya, bersepeda hanya butuh sepatu bagus, celana dengan lapisan spon yang empuk dan camelback, yang memang sangat membantu.

Akan tetapi, saya akhirnya sadar pentingnya sarung tangan, yang sebelumnya tak pernah saya menggunakannya sampai akhirnya telapak tangan saya mudah kotor, dan sakit.

Helm bagiku juga berlebihan mengingat kecepatanku yang segitu-gitu aja. Tapi ternyata aku salah. Di Kintamani helm itu sangat berfungsi sekali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com