Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang Kantor, Langsung Makan Ikan Terbang di Majene

Kompas.com - 19/10/2012, 09:11 WIB

KOMPAS.com - Majene sempat tenar disebut-sebut saat peristiwa jatuhnya pesawat Adam Air di tahun. Kawasan perairan Majene yang berada di barat Pulau Sulawesi dikenal sebagai "Segitiga Bermuda"-nya Indonesia.

Sayang, bukan pariwisata Majene yang menjadi alasan ketenaran Majene. Padahal, Majene memiliki potensi wisata yang lebih dari sekedar "pantai yang cantik". Sebagai kabupaten yang berada di daerah pesisir, panorama pantai dan laut menjadi hal yang biasa.

Birunya laut dan beningnya air laut menjadi daya tarik yang lazim. Masyarakat Majene, seperti pada umumnya penduduk di kawasan pesisir, begitu ramah bahkan pada orang asing sekalipun. Belum lagi tradisi suku Mandar, suku asli masyarakat Sulawesi Barat, yang masih kental dijalankan.

Sebagai kabupaten dari provinsi yang baru berusia delapan tahun, Sulawesi Barat, Majene memang belum mampu menarik banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Padahal, jika berbicara obyek wisata, Majene mampu menawarkan banyak aktivitas wisata.

Jika berkesempatan mampir ke Sulawesi Barat, entah karena urusan pekerjaan atau hal lainnya, dan menyisakan akhir pekan di provinsi ini, cobalah untuk berkunjung ke Majene. Dari Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, bisa ditempuh dengan mobil selama tiga jam perjalanan. 

Mau coba langsung ke Majene selepas pulang kantor? Bisa saja, jika Anda berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, di sekitar pukul 12 siang. Perjalanan darat dari Bandara Sultan Hasanuddin ke Majene sekitar lima sampai enam jam.

Jumat. Bila sampai di Majene menjelang magrib, Anda bisa langsung mampir di Desa Somba. Desa ini terkenal sebagai kawasan nelayan ikan terbang. Malamnya, jika beruntung seringkali ada hiburan rakyat berupa pertunjukan kesenian.

Salah satu pertunjukan seni yang menjadi kegemaran penduduk Majene adalah Pasayang-sayang yang merupakan seni tradisional Mandar. Lantunan nyanyian laki-laki dan perempuan bersahut-sahutan. Jika tak mengerti arti liriknya mungkin terdengar biasa saja.

Namun, bila mendengar sorakan penonton yang tertawa, barulah mengerti ada makna lain di dalam lirik-lirik nyanyian tersebut. Ibarat pantun, lirik lagu saling bersahutan dan mengandung lelucon berupa sindiran. Pertunjukan menarik lainnya adalah Pa’macco. Dulunya tradisi ini adalah untuk para perempuan keturunan bangsawan dalam mencari jodoh.

Sekarang, perempuan Mandar lengkap dengan pakaian adat dan diiringi lantunan kecapi tampil dengan anggun. Lalu setiap penonton lelaki bisa memberikan uang saweran kepada masing-masing perempuan.

Sabtu. Wisata ke Majene tidak lengkap jika tak mengenal lebih dalam tentang sandeq atau perahu layar tradisional khas suku Mandar. Pertama-tama, kunjungi Museum Mandar Majene di Jalan Raden Suradi.

Di sini, Anda bisa melihat replika generasi awal sandeq maupun kapal-kapal legendaris suku Mandar. Tentu, selain perahu, Anda bisa melihat sejarah perkembangan Majene maupun suku Mandar. Bahkan, sebuah ular sawah yang diawetkan bisa Anda temukan di museum tersebut.

Setelah itu lanjutkan ke Desa Cilalang. Menyusuri desa yang berada di tepian laut ini, Anda akan menemukan para pengrajin sandeq. Di tepian, sandeq bermotor tertambat. Sandeq ini digunakan untuk melaut.

Selain Desa Cilalang, tempat pembuatan sandeq lainnyaadalah di Tanangan, Rangas, Tanjung Batu, dan Pantai Barene. Anda bisa menanyakan langsung pada pembuat sandeq seluk-beluk pembuatan sandeq. Beberapa dari mereka bahkan ahli dalam urusan lomba adu cepat sandeq.

Ya, setiap tahunnya Sulawesi Barat menggelar ajang lomba adu cepat sandeq bertajuk Sandeq Race. Perahu sandeq berlayar melewati kabupaten-kabupaten di Sulawesi Barat dalam beberapa etape untuk mencari sandeq tercepat.

Jika Anda berkunjung ke tempat pembuatan sandeq di kawasan Pantai Barene, manfaatkan sisa hari untuk bersantai di tepian pantai. Di sini terdapat saung-saung untuk bersantai. Pasirnya yang masih bersih dan laut biru menjadi daya tarik. Di akhir pekan, pantai ini ramai dikunjungi penduduk lokal.

Pantai lain yang patut dikunjungi adalah Pantai Dago yang juga masih asri dan bersih. Laut yang bening hingga karang-karang bisa terlihat dengan jelas. Jika masih ada waktu, sempatkan diri mampir ke Desa Bonde di Kecamatan Pamboang.

Memasuki desa ini, Anda langsung terasa berada di dimensi berbeda. Rumah-rumah panggung khas Mandar yang sudah berusia tua menyapa Anda. Di sini, Anda bisa melihat langsung pembuatan tenun sutera khas Mandar.

Masih di desa yang sama, Anda bisa melihat pembuatan kapal body yang ukurannya besar dan dipakai untuk mengarungi laut hingga ke Kalimantan bahkan Nusa Tenggara Barat untuk mencari ikan. Di akhir kunjungan, Anda bisa mencoba membuat jepa bersama penduduk setempat.

Jepa merupakan makanan pokok dari singkong. Tak hanya melihat proses pembuatan jepa, Anda bisa saja membuatnya sendiri. Jangan lupa untuk mencicipi jepa yang baru saja jadi.  

Minggu. Pasar tradisional Majene bisa menjadi tempat buruan Anda di pagi hari. Letaknya persis di Tempat Pelelangan Ikan Majene. Aneka jajanan khas Sulawesi Barat seperti kue golla kambu. Anda juga bisa membeli ikan cakalang atau ikan tuna asap untuk dibawa pulang. Pastikan terbungkus dengan rapat dengan koran.

Perjalanan selanjutnya adalah Makam Raja-Raja Banggae di Ondongan, Kecamatan Banggae. Kompleks makam batu ini berada di atas bukit Salabose dengan latar belakang panorama laut. Terdapat sekitar 480 makam para raja Mandar.

Jika Anda senang perjalanan darat dan ingin merasakan berkendara lintas provinsi di Pulau Sulawesi, Anda bisa kembali ke daerah asal melalui Bandara Sultan Hasanuddin. Perjalanan yang ditempuh dari Majene ke Bandara Sultan Hasanuddin adalah sekitar enam jam.

Jadi, pastikan jam keberangkatan pesawat Anda. Sebaiknya pilih penerbangan di malam hari. Sehingga sisakan waktu delapan jam untuk proses check-in dan perjalanan darat dari Majene ke Bandara Sultan Hasanuddin.

Pilihan lain adalah pulang melalui Bandara Tampa Padang, Mamuju, Sulawesi Barat. Namun penerbangan hanya tersedia di pagi hari sekitar jam 9 pagi dan jam dua siang. Perjalanan darat dari Majene ke Mamuju sekitar tiga jam perjalanan darat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com