Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Buah Ajaib, Rasa Asam Jadi Manis...

Kompas.com - 25/10/2012, 18:05 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari yang berada di Cileungsi, Bogor, seperti mampir ke taman ajaib. Banyak tanaman yang tak biasa dikenal, "mejeng" di tempat ini.

Nah, ini saatnya kembali bertandang ke Mekarsari. Sebab, si Buah Ajaib tengah "unjuk gigi". Ya, tanaman dengan nama latin Synsepalum dulcificum itu memang dikenal di dunia dengan sebutan "Miracle Fruit" atau "Buah Ajaib" jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Apa yang ajaib dari buah ini? Percaya ini, buah ajaib mampu mengubah rasa asam menjadi manis. Perawakannya adalah tanaman pendek seperti perdu. Buahnya seperti melinjo namun lebih besar dan berwarna merah, tanpa cangkang keras layaknya melinjo.

Tanaman ini sebenarnya masih satu keluarga dengan sawo. Saat buah matang, ia berwarna merah menyala.

Menurut Junaedi, staf bagian produksi dan penelitian di Taman Wisata Mekarsari, buah ajaib berasal dari Ghana di Benua Afrika.

"Yang ini usianya sudah 8 tahun. Ini bibit dari Australia," katanya sambil menunjukkan salah satu tanaman buah ajaib yang ada di kawasan Lab. Biosari.

Walau usianya sudah 8 tahun, tanaman tersebut tampak pendek, tingginya hanya dua meter.

Junaedi menuturkan pertumbuhan tanaman buah ajaib memang lambat. Ia biasa hidup di tanah tandus dan terkena matahari langsung.

"Dari bibit sampai bisa berbuah itu setelah tiga tahun. Tingginya hanya 50-70 centimeter walaupun usianya sudah tiga tahun. Tapi umurnya panjang sampai 40 tahun, bisa jadi pohon tinggi," katanya.

Setelah 30 hari sejak bunga mekar, buah akan matang. Kandungan senyawa kimia bernama miraculin menjadi biang keladi hingga tanaman itu dijuluki "buah ajaib".

Asam atau manis?

Junaedi memiliki cara jitu untuk menjelaskan letak keajaiban dari buah tersebut. Pertama-tama, ia menyuruh saya memakan lemon cui atau jeruk kunci yang asamnya membuat saya mengernyit. "Asam banget, ya?" tanyanya saat melihat raut muka saya yang berubah.

Setelah beberapa saat, ia menyodorkan buah ajaib. Dagingnya berwarna putih. Sebenarnya buah ajaib tak ada rasanya, cenderung hambar. Sekilas teksturnya seperti buah anggur. Setelah menghabiskan sebutir buah ajaib, Junaedi kembali memberikan sebuah jeruk kunci.

"Dimakan sampai habis ya," katanya.

Awalnya tak yakin, mengingat asamnya jeruk kunci. Namun, baru saja mencecap sedikit jeruk, sama sekali tak terasa asam, malah sebaliknya, rasa manis yang kuat. Ada sedikit rasa pahit di antara rasa manis yang tercicip.

"Senyawa miraculin membiaskan rasa. Buahnya sendiri tak ada rasa, tapi setelah dikonsumsi, buah ini mampu mengubah rasa asam buah lain jadi manis," katanya.

Junaedi menuturkan di Amerika Serikat telah dilakukan uji coba mengembangkan "buah ajaib" ini menjadi pemanis buatan yang rendah gula dan cocok untuk diet. Kemampuan buah ini merubah rasa lumayan lama, efeknya bertahan hingga satu jam.

"Ini cocok untuk konsumsi buah jeruk, misalnya jeruk sunkist, rasanya asam sekali padahal vitamin C yang terkandung di jeruk sunkist tinggi. Konsumsi buah ajaib supaya bisa 'aman' konsumsi jeruk sunkist. Kalau vitamin C tidak alami, akan lama larut dalam tubuh," jelas Junaedi.

Senyawa miraculin seakan membuat lidah mati rasa khusus untuk bagian perasa asam. Lidah pun jadi menganggap rasa asam dari suatu makanan sebagai manis. Karena berada di wilayah penelitian atau Lab. Biosari, maka pengunjung yang ingin melihat harus datang dalam rombongan dan membuat permohonan kunjungan ke Lab. Biosari terlebih dahulu.

Hal ini cocok untuk kunjungan anak sekolah. Namun, Anda juga bisa membeli bibit buah ajaib dan mencoba menanamnya sendiri di rumah. Bibit buah ajaib bisa dibeli di Garden Center.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com