Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Tertibkan Paket Wisata "Online"

Kompas.com - 21/11/2012, 02:47 WIB

Denpasar, Kompas - Association of The Indonesian Tours and Travel Bali mendesak pemerintah menertibkan penjualan kupon hotel hingga paket wisata ke Pulau Bali melalui dunia maya (online). Alasannya, penjualan tersebut belum tentu legal dan bisa merusak citra biro perjalanan resmi yang tergabung dalam keanggotaan Asita Bali.

Berdasarkan kajian Association of The Indonesian Tours & Travel (Asita) bersama Universitas Udayana Bali pada tahun 2011, pembelian secara online tidak memperhatikan standar resmi biro perjalanan wisata legal. Bahkan, beberapa konsumen online sering mengeluhkan fasilitas yang tidak sesuai serta tak ada pendampingan (pramuwisata).

”Karenanya kami berharap jika ada penertiban, citra biro pariwisata resmi tetap terjaga dan dipercaya,” kata Penasihat Asita Bali Paul Talo, di kantor Asita Bali, Denpasar, Selasa (20/11).

Tahun 2011, pihaknya sempat melaporkan beberapa biro online ilegal kepada Dinas Pariwisata Bali. Namun, tidak pernah ada kelanjutannya. Ia belum melapor ke polisi karena berharap ada tindakan awal dari dinas terkait. Selain itu, ia mengakui Asita Bali masih memerlukan pembenahan teknologi serta kemampuan pemasaran sehingga bisa bersaing terbuka. Apalagi, lanjutnya, permintaan dan minat terhadap pembelian online tinggi karena mudah dan cepat.

Saat ini anggota biro perjalanan wisata yang resmi terdaftar di Dinas Pariwisata Bali terdapat 600 izin. Namun, yang aktif dalam keanggotaan di Asita Bali tercatat 275 biro pariwisata.

Anita, warga Jakarta, mengaku membeli kupon hotel dan wisata ke Bali melalui penjualan online. Ia mengaku belum bermasalah dengan cara tersebut karena harga yang murah dan cocok sesuai kemampuannya.

General Manager PT Tour East Indonesia Eddy Putra mengakui masih sulit menerima keberadaan penjualan kupon hotel atau paket perjalanan melalui online. ”Meski ini era pasar bebas, penjualan online tidak bisa digolongkan biro perjalanan karena mereka hanya kedok saja dan terkadang jualan kupon hotel,” kata Eddy. Keberadaan biro online diyakini tak memiliki kantor. Bahkan, ia mengaku prihatin terhadap paket wisata Bali yang ditawarkan tanpa menonjolkan budaya lokal. (AYS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com